Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan strategi untuk mencegah defisit pasokan batu bara PT PLN (Persero) dalam rangka pemenuhan listrik dalam negeri. Salah satunya, memperbaiki kontrak jangka panjang suplai.
Keputusan itu diambil dalam rapat yang dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kejaksaan Agung, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pada Senin (2/1) malam.
"Kami di Kementerian BUMN akan memperbaiki kontrak jangka panjang kebutuhan suplai sesuai dengan rapat bersama Kejaksaan Agung dan BPKP. Intinya, kebutuhan energi dalam negeri akan jauh lebih diprioritaskan demi kelancaran pembangunan," ujar Erick dalam keterangan resmi, Selasa (4/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Kementerian BUMN juga akan memperbaiki sistem logistik dan infrastruktur untuk memastikan kebutuhan batu bara dalam negeri terpenuhi.
"Sesuai arahan Presiden yang telah menekankan komitmen bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan, maka kami juga telah menyiapkan road map pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi serta renewable energy sehingga kita segera memiliki energi baru terbarukan," ujarnya.
Menurut Kementerian ESDM, sambung Erick, target produksi batu bara 2022 akan lebih tinggi dibandingkan 2021. Proyeksi target produksi 2022 berada di kisaran 637 juta hingga 664 juta ton, sedangkan target produksi batu bara 2021 625 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan batu bara dalam negeri diprediksi juga meningkat tahun ini menjadi 190 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kuota kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) 2021 yang mencapai 137,5 juta ton.
Lihat Juga : |
Data dari Kementerian ESDM juga mengungkapkan bahwa fenomena alam, seperti Badai La Nina yang menerjang Pulau Kalimantan pada November lalu meningkatkan curah hujan tinggi sehingga realisasi produksi batu bara hingga awal Desember mencapai 560 juta ton atau sekitar 89,6 persen dari target.
Adapun, penyerapan batu bara dalam negeri hingga awal Desember baru menyentuh 121,3 juta ton, atau sekitar 88,2 persen dari target DMO.
Dalam rapat bersama itu, lanjut Erick, juga disepakati Menteri ESDM Arifin Tasrif akan mengeluarkan perubahan DMO yang bisa dikaji ulang per bulan. Bagi perusahaan yang tidak menepati sesuai kontrak akan dipenalti tinggi bahkan dicabut izinnya.
"Kami tetap mendukung pengembangan ekspor bersama Menteri Perdagangan sebagai pemasukan devisa negara dengan mengkalkulasi berapa kebutuhan dalam negeri. Sedangkan dengan Menteri Perhubungan akan dilakukan sinergi dengan para pihak untuk menangani logistik," jelasnya.