Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.313 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (4/1) sore. Mata uang Garuda melemah 47,5 poin atau 0,33 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.265 per dolar AS.
Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.310 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya yang sebesar Rp14.270 per dolar AS.
Rupiah melemah bersama mata uang Asia lain, seperti baht Thailand sebesar 0,25 persen, rupee India 0,32 persen, ringgit Malaysia 0,32 persen, dan dolar Singapura 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga dengan Won Korea Selatan yang melemah 0,19 persen, yen Jepang melemah 0,38 persen, yuan China melemah 0,29 persen, dan peso Filipina melemah 0,6 persen. Sementara, dolar Hong Kong berhasil menguat 0,03 persen.
Selanjutnya, mata uang utama di negara maju bergerak bervariasi. Terpantau, franc Swiss yang menguat 0,14 persen.
Sementara, euro Eropa melemah 0,01 persen, dolar Kanada bergerak stagnan, poundsterling Inggris menguat 0,07 persen, dan dolar Australia menguat 0,25 persen.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan rupiah mendapatkan sentimen negatif dari keputusan pemerintah yang melarang ekspor batu bara sampai 31 Januari 2022. Pasalnya, hal itu akan mengganggu neraca perdagangan Indonesia.
"Larangan ekspor batu bara selama Januari 2022 diperkirakan mengganggu surplus perdagangan," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, kenaikan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS juga memberikan sentimen negatif untuk rupiah. Peningkatan yield sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan.
"Pelaku pasar kembali fokus pada kenaikan suku bunga oleh The Fed tahun ini, tercermin pada lonjakan yield obligasi dua tahun dan 10 tahun," tutup Lukman.
(aud/bir)