Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading PT Pertamina (Persero) Irto Ginting mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait lonjakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mencapai Rp100 ribu per liter di Kabupaten Tolikara, Papua.
"Kita akan koordinasikan dengan pemda dan stakeholder terkait," kata Irto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (4/1).
Irto mengungkapkan saat ini terdapat 2 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di Kabupaten Tolikara. Transportasi udara diklaim menjadi moda yang mengangkut kebutuhan BBM di kabupaten tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terdapat 2 SPBU BBM 1 harga yg beroperasi aktif di Kabupaten Tolikara. Adapun moda transportasi pengirimannya menggunakan moda pesawat udara," imbuhnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah guna memastikan masalah harga BBM yang melanda Tolikara jelang Natal 2021 hingga awal tahun ini.
Ia pun memastikan, Pertamina tetap akan berkomitmen untuk memberikan harga BBM 1 harga di seluruh pelosok Tanah Air.
"Harga di SPBU BBM 1 harga tetap. Makanya nanti akan dikoordinasikan dengan pemda dan instansi terkait," tegasnya.
Sebelumnya, tukang ojek di Tolikara mengeluhkan harga BBM yang melonjak hingga Rp100 ribu per liter. Mereka berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat turun tangan untuk mengentaskan masalah ini.
Ketua Pangkalan Ojek Cris Kogoya mengatakan kenaikan harga BBM terjadi sejak Natal dan Tahun Baru (Nataru). Padahal, untuk menjangkau perkampungan sekitar, masyarakat di Tolikara selalu mengandalkan ojek.
"Mahalnya harga BBM membuat masyarakat dari kampung sulit ke kota untuk menjual hasil pertanian dan membeli kebutuhan rumah tangga," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (4/1).