The Fed dan Larangan Ekspor Batu Bara Tekan Rupiah ke Rp14.391
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.391 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (6/1) sore. Mata uang Garuda ini melemah 20 poin atau 0,14 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.371 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.396 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.365 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di Asia terlihat bergerak melemah. Hal itu terlihat dari baht Thailand yang minus 0,81 persen, ringgit Malaysia 0,43 persen, won Korea Selatan 0,34 persen, yuan China 0,15 persen, peso Filipina 0,43 persen, dolar Singapura 0,19 persen, dan dolar Hong Kong 0,05 persen. Sementara, yen Jepang berhasil menguat sebesar 0,25 persen.
Senada, mayoritas mata uang di negara maju juga melemah. Terpantau, dolar Kanada minus 0,31 persen, franc Swiss minus 0,26 persen, dolar Australia minus 0,84 persen, poundsterling Inggris minus 0,37 persen, dan euro Eropa minus 0,17 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah tertekan akibat pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang dirilis dini hari.
"Antisipasi pasar terhadap kebijakan pengetatan The Fed tahun ini terlihat dari kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun sudah tembus ke 1,73 persen, level tertinggi sejak Mei 2021," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, kebijakan ekspor batu bara sepanjang Januari 2022 juga menambah sentimen negatif untuk rupiah. Pasalnya, kebijakan itu berpotensi mengganggu neraca perdagangan Indonesia.
Ariston mengatakan neraca perdagangan Indonesia masih bergantung dengan pertambangan, khususnya batu bara. Jika ekspor dilarang, maka nilainya akan berkurang.
Dengan begitu, potensi surplus neraca dagang Indonesia bisa-bisa menurun dari sebelumnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca dagang Indonesia surplus US$3,51 miliar secara bulanan pada November 2021. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang surplus hingga US$5,74 miliar.
(fry/aud)