Kementerian PUPR Bangun Bendungan Jragung Bernilai Rp2,2 T
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Jragung bernilai Rp2,2 triliun sebagai upaya untuk mengoptimalkan layanan irigasi di Jawa Tengah.
Pembangunan bendungan tersebut dimulai pada akhir 2020 melalui tiga paket pekerjaan dan ditargetkan rampung akhir 2023. Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp806,3 miliar dengan progres fisik hingga 26 Desember 2021 mencapai 5,7 persen.
Kemudian, Paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO) dengan nilai kontrak Rp758 miliar dengan progres 6,7 persen.
Sementara, Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) senilai Rp735,9 miliar dengan progres fisik 4,28 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan Bendungan Jragung bertujuan untuk meningkatkan volume tampung air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2 hingga 3 kali tanam," ungkapnya seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/1).
Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air memiliki kapasitas tampung 90 juta meter kubik dan luas genangan 503,1 hektare.
Dengan fasilitas tersebut, nantinya bendungan ini akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang.
Secara administrasi, bendungan tersebut membentang di tiga dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang yakni Dusun Borangan, Dusun Sapen, dan Dusun Kedung Glatik.
Untuk sumber air, bendungan akan diisi oleh air yang berasal dari Sungai Jragung dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 94 kilometer (km) persegi. Bendungan Jragung didesain dengan Tipe Urugan Zonal Inti Tegak dengan elevasi puncak bendungan 119,5 meter dan lebar puncak bendungan 10 meter.
Selain dimanfaatkan sebagai penyedia irigasi pertanian, bendungan tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 1 meter kubik/detik untuk menyuplai wilayah Semarang, Demak, dan Grobogan.
Tidak hanya itu, Bendungan Jragung juga dapat mengurangi risiko banjir area hilir dari 378 meter kubik/detik menjadi 170 meter kubik/detik atau mereduksi banjir sebesar 45 persen.
Selanjutnya, bendungan juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas 1.400 KW dan pengembangan destinasi wisata air serta agrowisata.