Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.304 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (11/1) sore. Mata uang Garuda ini menguat 5 poin atau 0,04 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.304 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.299 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.323 per dolar AS.
Mata uang di Asia terlihat bergerak menguat. Tercatat, ringgit Malaysia menguat 0,12 persen, won Korea Selatan menguat 0,36 persen, yuan China menguat 0,07 persen, peso Filipina menguat 0,3 persen, dolar Singapura menguat 0,25 persen, dan baht Thailand menguat 0,58 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen dan yen Jepang melemah 0,13 persen.
Senada, mayoritas mata uang utama di negara maju melemah. Terpantau, franc Swiss menguat 0,15 persen, poundsterling Inggris menguat 0,29 persen, euro Eropa menguat 0,19 persen, dolar Australia menguat 0,25 persen, dan dolar Kanada menguat 0,31 persen.
Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah didukung oleh pembukaan kembali izin ekspor batu bara secara bertahap mulai Rabu (12/1). Ekspor itu diharapkan mendorong surplus neraca dagang Indonesia.
"Koreksi pada dolar AS, pencabutan larangan ekspor batu bara yang diharapkan akan memulihkan ekspor dan surplus perdagangan," ungkap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Namun, ia memproyeksi pergerakan rupiah akan semakin terbatas. Sebab, pasar sedang mengantisipasi data inflasi AS yang akan rilis besok.
"Dan testimoni The Fed di depan senat malam ini masih akan memicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap pengetatan The Fed," pungkas Lukman.
(aud/bir)