Hitachi Energy berhasil menghadirkan gardu induk digital 150 kilovolt untuk mendukung pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB).
Gardu induk baru ini akan berkontribusi untuk memastikan kualitas daya yang andal dan mendukung pembangunan ekonomi yang lebih maju di Jawa Timur. Selain itu gardu digital canggih ini juga berkontribusi untuk tujuan pembangunan keberlanjutan secara jangka panjang dan lebih luas.
Gardu Induk 150kV ini mensuplai Kawasan Industri Sidoarjo (KIS) seluas 298 hektar, yang mencakup perusahaan manufaktur besar, ke jaringan PLN sebagai bagian dari upaya Indonesia membangun infrastruktur yang tangguh dan mewujudkan manfaat industri 4.0.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan keandalan gardu digital akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi lebih lanjut di Jatim yang menyumbang hampir 15 persen dari produk domestik bruto nasional, kontributor tertinggi kedua setelah ibu kota, Jakarta.
Managing Director Grid Automation Hitachi Energy, Massimo Danieli mengatakan gardu digital ini akan mendukung transisi Indonesia ke masa depan rendah-karbon dengan mengintegrasikan energi terbarukan secara baik. Gardu ini juga bakal berkontribusi pada dekarbonisasi jaringan listrik.
Gardu digital ini dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar dan menjadikannya sebagai yang terbesar dari jenisnya di Indonesia timur.
"Sebagai salah satu mitra PT PLN (Persero), kami akan terus mendukung pengembangan infrastruktur energi Indonesia dan juga transformasi digitalnya," ujar Massimo.
"Proyek ini adalah contoh nyata dari bagaimana sebuah sistem digitalisasi memainkan peran kunci dalam membentuk sistem tenaga listrik dan menegaskan komitmen kami untuk mendukung masa depan energi berkelanjutan di Indonesia," tambahnya.
General Manager UIP JBTB, Djarot Hutabri EBS menambahkan, dengan gardu digital ini operator dapat mengambil data secara real time tentang listrik yang mengalir dalam jaringan sehingga bisa mengantisipasi dan mengambil keputusan lebih cepat. Menurutnya hal Ini menjadi penting untuk ketahanan dan kestabilan jaringan kelistrikan khususnya untuk mendukung kawasan industri yang sangat strategis di Jawa Timur ini.
"Selain itu, Gardu Induk Digital ini juga memungkinkan untuk meningkatkan keandalan, serta mengintegrasikan bentuk energi baru yang lebih bersih, dan memberikan layanan energi dengan cara yang lebih cerdas dan lebih aman," ujar Djarot.
Massimo menambahkan lagi, penyebaran peralatan dan teknologi digital di gardu induk PLN KIS memungkinkan biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih rendah dan pembatasan risiko listrik dengan penggunaan kabel serat optik dibandingkan dengan tembaga, untuk pertukaran data operasional.
"Teknologi gardu digital dari Hitachi Energy juga membantu meminimalisir ruang dan oleh karena itu dengan pembuatan konstruksi di tempat, mampu memberikan KIS jaringan listrik yang dinamis, lebih aman dan lebih andal," ujarnya.
Gardu induk baru di KIS didasarkan pada protokol komunikasi terbaru untuk kontrol, perlindungan, dan otomatisasi. Penggunaan proses jaringan komunikasi memungkinkan pertukaran dua arah data digital secara terus menerus antara peralatan primer, peralatan perlindungan, sistem SCADA dan pusat kontrol regional.
Kontrol tingkat stasiun dicapai melalui solusi otomatisasi daya MicroSCADA Hitachi Energy, di mana PLN bisa mendapatkan hasil yang cerdas dan otomatis, sehingga meningkatkan ketersediaan dan ketahanan infrastruktur daya mereka.
MicroSCADA, bersama dengan generasi terbaru dari unit terminal jarak jauh (RTU), perangkat perlindungan dan unit penggabungan, memungkinkan PLN untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional.
Pemantauan terpusat memungkinkan gangguan dapat diidentifikasi dan ditangani dengan cepat, sehingga mengurangi dampak pada operasi dan meminimalkan gangguan dari kegagalan di setiap bagian dari jaringan.
"Hal ini sangat penting untuk memastikan pasokan listrik yang stabil ke kawasan industri dan untuk meningkatkan ketangguhan dengan berbagi beban energi dan distribusi antara wilayah Bangil dan Porong Baru," pungkas Massimo.
(osc)