Citibank Jual Bisnis Konsumer ke UOB Rp42 Triliun

CNN Indonesia
Jumat, 14 Jan 2022 13:58 WIB
Bank asal Singapura UOB mengambil alih 2,9 juta nasabah Citibak di Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, dengan menggelontorkan US$4 miliar. Ilustrasi. (Detikcom/Ari Saputra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank asal Singapura UOB resmi mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup, Citibank, di empat negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Perusahaan menggelontorkan dana S$4 miliar atau setara Rp42,56 triliun (kurs Rp10.640)

Deputy Chairman sekaligus Chief Executive Officer UOB Wee Ee Cheong menyebut akuisisi akan dilakukan secara bertahap dan berbeda waktu (timeline) di setiap negara, sesuai dengan persetujuan dari regulator negara terkait dan di Singapura.

Penyelesaian akuisisi diperkirakan berlangsung antara pertengahan 2022 dan awal 2024, tergantung pada perkembangan dan hasil dari proses persetujuan regulator. Di Indonesia, ia memproyeksikan integrasi penuh kedua bank bakal selesai pada kuartal IV 2023.

Ia menjabarkan aksi korporasi ini akan menaikkan basis nasabah UOB di empat negara sebanyak 2,4 juta nasabah menjadi 5,3 juta nasabah per 30 Juni 2021.

"Jumlah customer akan meluas menjadi sekitar 5,3 juta orang, memang ada overlap tapi bersifat minimum," kata Wee dalam konferensi pers media daring, Jumat (14/1).

Ia meyakini portofolio Citibank di empat negara tersebut cukup baik untuk dikembangkan oleh UOB ke depan. Misalnya, sebelum akuisisi nasabah Citibank Indonesia sebesar 500 ribu orang dan masuk dalam top 20 bank ritel Indonesia. 

Selanjutnya, di Malaysia, Citibank juga sudah punya 880 ribu customer dan telah didapuk sebagai satu dari 10 bank ritel terbesar Malaysia.

Sedangkan akuisisi terbesar ada di Thailand dengan mengambil alih 1,3 juta nasabah. Sedangkan Citibank di Vietnam baru memiliki sekitar 50 ribu nasabah.

Menurut dia, pihaknya akan mengembangkan platform omni channel dan platform digital untuk menarik lebih banyak nasabah ritel. "Melihat skala yang UOB miliki akan memberikan kami kesempatan besar dan kami punya ambisi besar," kata dia.

Meski begitu, ia menyebut Singapura masih akan tetap menjadi pasar terbesar UOB dengan 50 persen penyaluran utang berasal dari Singapura. Sedangkan persentase penyaluran utang di Asia Tenggara naik dari 21 persen menjadi 23 persen usai akuisisi.

Wee memproyeksikan perusahaan bakal meraup S$1 miliar tambahan pendapatan tahunan dari akuisisi. Dia merinci, di Indonesia, pendapatan bakal naik 1,3 kali dari sebelum, Vietnam naik 2 kali, Thailand naik 1,6 kali, dan Malaysia naik 1,2 kali.

Akuisisi akan dibiayai melalui kelebihan modal inti dan diperkirakan akan mengurangi rasio CET1 atau rasio modal terhadap aset sebesar 70 basis poin menjadi 12,8 persen, berdasarkan posisi modal inti pada 30 September 2021.

Soal karyawan, ia menekankan bahwa akan dilakukan migrasi dari bisnis konsumer untuk memastikan kelancaran transisi. Namun sayangnya, ia masih enggan menjelaskan jika seluruh karyawan bakal dimigrasikan ke UOB atau hanya sebagian saja.

"Kami masih fokus pada integrasi dan di saat ini kami melihat portofolio Citi sangat bagus dan saya percaya portofolio yang baik ini dihasilkan karyawan yang berkualitas dan bagus pula. Tidak ada alasan untuk saya membicarakan pemangkasan beban (karyawan)," tutupnya.



(wel/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK