Holding BUMN Pangan atau disebut ID Food berkoordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) untuk menyalurkan minyak goreng. Hal ini karena stok di holding masih sedikit.
Holding BUMN Pangan dipimpin oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI. Lalu, anggota holding terdiri dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam.
"Khusus dengan minyak goreng kami sedang berkoordinasi dengan PTPN III untuk seperempat dari produksi PTPN disalurkan melalui ID Food," ungkap Direktur Utama Holding BUMN Pangan Arief Prasetyo Adi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan stok harga minyak goreng di Holding Pangan baru 1.106 kiloliter hingga minggu kedua Janauri 2022.
Sementara, Arief mengatakan stok pangan lainnya juga masih sedikit. Misalnya, stok gula baru sebanyak 19.794 ton per minggu kedua Januari 2022. Lalu, stok beras sebanyak 925 ton, benih padi 4.159 ton, benih jagung 56 ton, dan daging sapi atau kerbau 2.014 ton.
Kemudian, daging ayam sebanyak 28 ton, ikan sebanyak 432 ton, dan garam 203.515 ton.
Lihat Juga : |
"Kalau kami lihat di sini persediaan stok masih sangat sedikit tapi setelah ini kami melakukan beberapa rencana termasuk inisiatif strategis dari seluruh bumn pangan," ucap Arief.
Langkah inisiatif yang dimaksud adalah kerja sama antar perusahaan pelat merah. Salah satu program yang dibuat adalah Program Makmur.
"Program ini kolaborasi antara ID Food, PTPN 3, Perhutani, Pupuk Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Jasindo, dan Akrindo, di mana masing-masing pihak berperan sesuai dengan bisnis dan kapasitasnya," jelas Arief.
Beberapa target dalam program tersebut, antara lain soal ketersediaan lahan, benih, pupuk berkualitas, pendampingan budidaya, penyediaan teknologi pertanian, pendanaan BRI melalui kredit usaha rakyat (KUR), asuransi gagal panen, asuransi gagal bayar, dan penyerapan hasil panen dari petani.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Budi Waseso atau Buwas memproyeksi harga beras naik dari Desember 2021 sampai Februari 2022. Hal ini lantaran musim panen rendah pada November hingga Desember 2021.
Buwas mengatakan harga beras juga akan naik hingga bulan depan karena ada potensi hidrometeorologi pada awal 2022. Hidrometeorologi adalah bencana yang terjadi akibat pengaruh perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
"Estimasi harga beras akan meningkat mulai dari Desember 2021 sampai Februari 2022," ucap Buwas.
Selain itu, sejumlah program pemerintah yang didistribusikan pada akhir 2021 juga mempengaruhi harga beras. Hal itu membuat peredaran uang tunai di masyarakat cukup meningkat.
(aud/agt)