Yield dan Bunga AS Buat Rupiah Lesu ke Rp14.364 per Dolar AS

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jan 2022 16:07 WIB
Rupiah melemah 28 poin ke level Rp14.364 per dolar AS pada perdagangan Rabu (19/1) sore.
Rupiah melemah 28 poin ke level Rp14.364 per dolar AS pada perdagangan Rabu (19/1) sore. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.364 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (19/1) sore. Mata uang Garuda ini melemah 28 poin atau 0,2 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.336 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.370 per dolar AS sore ini. Angkanya melemah dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp14.325 per dolar AS.

Di Asia, mayoritas mata uang bergerak melemah. Terpantau, yen Jepang menguat 0,18 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, ringgit Malaysia melemah 0,32 persen, rupee India melemah 0,05 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, won Korea Selatan melemah 0,11 persen, dan baht Thailand melemah 0,18 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, dolar Singapura menguat 0,06 persen dan yuan China menguat 0,03 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju menguat. Terpantau, franc Swiss menguat 0,09 persen, dolar Australia menguat 0,03 persen, euro Eropa menguat 0,05 persen, dan poundsterling Inggris melemah 0,01 persen.

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah karena tingkat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS meningkat. Kenaikan yield sejalan dengan ekspektasi peningkatan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat.

"Investor bersiap untuk keputusan kebijakan The Fed berikutnya yang akan dijatuhkan pada 26 Januari 2022," ungkap Ibrahim dalam risetnya.

The Fed, kata Ibrahim, diproyeksi menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2022. Jika prediksi ini benar, maka dolar AS akan menguat terhadap sebagian besar mata uang.

"Penguatan dolar AS dapat berlanjut jika investor mulai mengharapkan suku bunga naik," jelas Ibrahim.

[Gambas:Video CNN]

(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER