Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.296 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (13/1) sore. Mata uang Garuda ini melemah 2,5 poin atau 0,01 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.294 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.310 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.311 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat mayoritas bergerak menguat. Terpantau, yen Jepang menguat 0,38 persen, dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen, won Korea Selatan menguat 0,53 persen, yuan China menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia menguat 0,01 persen, dan baht Thailand menguat 0,14 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya peso Filipina dan rupee India yang melemah masing-masing sebesar minus 0,11 persen, rupee India minus 0,35 persen,
Di sisi lain, mata uang di negara maju menguat serentak. Terpantau, franc Swiss menguat 0,11 persen, dolar Kanada menguat 0,29 persen, dolar Australia menguat 0,10 persen, poundsterling Inggris menguat 0,18 persen, dan euro Eropa menguat 0,12 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah melemah tipis di tengah sinyal kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.
"Lael Brainard pada hari Kamis menjadi pejabat Fed terbaru dan paling senior yang memberi sinyal bahwa Fed bersiap-siap untuk mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 pada sidang Komite Perbankan Senat AS untuk nominasi wakil ketuanya. Presiden Fed New York John Williams juga akan berbicara di kemudian hari," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Jumat (14/1).
Namun, rupiah berhasil menahan pelemahan agar tidak terjadi lebih dalam lantaran survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal pertama tahun ini.
"Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh BI memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal I 2022, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,39 persen, meningkat dari 7,1 persen dari triwulan sebelumnya," pungkasnya.
(fry/aud)