Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7DRR) sebesar 3,5 persen pada Januari 2022. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap 2,75 persen dan 4,25 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 19 dan 20 Januari 2022 memutuskan mempertahankan BI 7DRR sebesar 3,5 persen," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI periode Oktober 2021 secara virtual, Kamis (20/1).
Perry mengatakan kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi di global maupun domestik. Dari sisi global, Perry menilai pemulihan ekonomi global masih berlanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Namun, Perry mengatakan pemulihan ekonomi global masih dibayangi kenaikan kasus covid-19. Selain itu, potensi kenaikan inflasi juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.
Meski begitu, ia mengatakan keyakinan konsumen meningkat pada 2022. Hal itu mendorong penjualan ritel dan perdagangan di global.
Oleh karena itu, bank sentral memperkirakan ekonomi global tetap tumbuh positif pada 2022. Tepatnya, tumbuh di angka 4,4 persen.
"Pemulihan ekonomi diperkirakan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada AS dan China, tapi juga perbaikan di Eropa, Jepang, dan India," kata Perry.
Di dalam negeri, Perry menilai pemulihan ekonomi juga berlangsung. Hal ini didorong oleh mobilitas masyarakat, keyakinan konsumen, dan kenaikan penjualan eceran.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2021 diperkirakan 3,2 persen-4 persen, sedangkan ekonomi diperkirakan meningkat ke kisaran 4,7 persen-5,5 persen pada 2022," jelas Perry.
Sementara, BI mencatat rupiah terdepresiasi 0,01 persen dibanding akhir Desember 2021. Hal ini disebabkan aliran modal asing yang masih terbatas.
Lalu, inflasi diklaim tetap terjaga rendah dan berada di kisaran target BI sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Inflasi tercatat 1,87 persen pada 2021 atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,68 persen.