Minyak Loyo Akibat Tertekan Aksi Ambil Untung

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jan 2022 06:51 WIB
Harga minyak melemah tipis pada Jumat (21/1) pagi akibat tertekan aksi ambil untung yang dilakukan pasar usai penguatan ke level tertinggi 7 tahun ini.
Harga minyak melemah tipis pada Jumat (21/1) pagi akibat tertekan aksi ambil untung yang dilakukan pasar usai penguatan ke level tertinggi 7 tahun ini. Ilustrasi. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah melemah tipis pada akhir perdagangan Kamis (20/1) waktu AS atau Jumat (21/1) pagi WIB akibat tertekan aksi aksi ambil untung yang dilakukan pasar paska penguatan harga ke level tertinggi tujuh tahun belakangan ini.

Mengutip Antara, Jumat pagi, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Maret turun 6 sen ke US$88,38 per barel. 

Dengan penguatan ini, Brent telah menguat 13 persen selama tahun ini. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari juga turun 6 sen ke US$86,90 dolar AS per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk kontrak WTI Maret yang lebih aktif menetap di US$85,55 per barel atau turun 25 sen. WTI telah terangkat 15 persen sepanjang tahun ini.

Sebagai informasi, minyak memang melesat tinggi beberapa waktu belakangan ini. Untuk harga minyak Brent misalnya, pada Rabu (19/1) lalu melonjak ke US$89,17 per barel yang merupakan level harga tertinggi sejak Oktober 2014.

Di tengah lonjakan harga itu, pasar mendapatkan sentimen dari kenaikan persediaan minyak mentah sebesar 515 ribu barel di AS pada pekan. Pasar juga mendapatkan sentimen dari persediaan bensin di AS yang naik 5,9 juta barel.

Kenaikan itu membuat persediaan bahan bakar dan minyak di AS naik ke level tertinggi dalam setahun. Meski demikian analis senior Price Futures Group meyakini sentimen itu tak akan lama menahan penguatan harga minyak.

[Gambas:Video CNN]

"Saya tidak berpikir peningkatan pasokan bensin adalah pembunuh kenaikan harga minyak. Kami akan membutuhkan penyulingan untuk terus menyuling buat memenuhi permintaan bensin di musim mengemudi musim panas - itulah salah satu alasan pasar masih didukung meskipun pasokan bensin meningkat," katanya.

Pasalnya, di tengah sentimen itu, pasar masih dibayangi kekhawatiran penurunan pasokan yang dipicu penghentian sementara aliran pipa Irak-ke-Turki akibat kebakaran dan pembatasan produksi yang dilakukan anggota OPEC+.

Selain itu, minyak juga masih mendapatkan penopang dari permintaan yang stabil dan mendekati saat sebelum pandemi.

(antara/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER