Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.353 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (26/1) sore. Mata uang Garuda ini melemah 3 poin atau 0,02 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.350 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.346 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.358 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat bergerak bervariasi. Terpantau, yen Jepang minus 0,21 persen, dolar Singapura minus 0,01 persen, peso Filipina yang minus 0,09 persen, rupee India minus 0,28 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan baht Thailand minus 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, mata uang Asia lainnya menguat, seperti dolar Hong Kong naik 0,01 persen, won Korea Selatan naik 0,08 persen, dan yuan China naik 0,05 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju juga bervariasi. Terpantau, franc Swiss minus 0,21 persen dan euro Eropa minus 0,05 persen. Sementara, lainnya menguat seperti dolar Kanada naik 0,37 persen, dolar Australia naik 0,22 persen, dan poundsterling Inggris naik 0,08 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kekhawatiran geopolitik antara Rusia dan Ukraina masih menghantui pergerakan rupiah.
Lihat Juga : |
"Rusia menyatakan 'keprihatinan besar' setelah Amerika Serikat menempatkan 8.500 tentara siaga untuk siap dikerahkan jika terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Inggris juga mendesak sekutu Eropa untuk menyiapkan sanksi jika terjadi eskalasi," imbuh Ibrahim dalam keterangan resmi, Rabu (25/1).
Selain itu, pasar masih fokus terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan dirilis dalam waktu dekat.
"Investor akan mencari petunjuk untuk waktu kenaikan suku bunga dan pengetatan kuantitatif, tetapi pasar uang saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga pertama pada awal Maret 2022," tandasnya.