Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.335 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (24/1) sore. Posisi tersebut sama dengan kurs pembukaan perdagangan rupiah pada pagi ini.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.327 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi Jumat lalu yang sebesar Rp14.347 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat mayoritas bergerak melemah. Terpantau, yen Jepang minus 0,02 persen, dolar Singapura minus 0,02 persen, won Korea Selatan minus 0,19 persen, rupee India minus 0,31 persen, ringgit Malaysia minus 0,07 persen, dan baht Thailand minus 0,09 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dolar Hong Kong tak bergeming, peso Filipina yang naik 0,17 persen, dan yuan China naik 0,10 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju juga melemah. Terpantau, franc Swiss minus 0,14 persen, dolar Australia minus 0,32 persen, poundsterling Inggris minus 0,08 persen, dan euro Eropa minus 0,21 persen. Hanya dolar Kanada yang mampu membukukan kenaikan 0,06 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan setidaknya pergerakan rupiah disebabkan oleh dua faktor, yakni dalam dan luar negeri.
Lihat Juga : |
"Investor terus bersiap untuk keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve AS, sementara kekhawatiran atas inflasi dan ketegangan geopolitik di Eropa Timur meningkatkan daya tarik safe-haven logam kuning," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Senin (24/1).
Di lain sisi, ia memprediksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan semakin membaik. Namun begitu, menurutnya masih terdapat tantangan dan ketidakpastian yang mungkin dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Tantangan sektor ekonomi pada 2022 adalah pemulihan ekonomi yang tidak merata di seluruh dunia karena semua negara tidak memiliki akses vaksin yang sama, sehingga covidnya selalu bermutasi," katanya.