Investasi pada instrumen saham sangat menjanjikan sekaligus menantang. Ada banyak peluang untuk meraup keuntungan namun banyak pula jebakan yang bisa membuat investor kehilangan uang seketika.
Ketika melakukan pembelian saham, seharusnya tidak serta merta mengikuti tren pasar saham saja. Beberapa orang percaya dengan tren sehingga tak masalah membeli saham dengan harga tinggi karena dinilai menjanjikan. Sejumlah investor bisa menganggap harga pembelian yang tinggi tak menjadi masalah karena emiten tersebut bisa di jual kembali dengan nilai nominal tinggi alias capital gain besar.
Belum lagi potensi keuntungan perusahaan yang bisa didapatkan setiap kali dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Namun, fluktuasi pasar bisa saja menjebak. Sehingga, ketika harga jatuh maka seorang investor akan jatuh bersama dengan kepemilikan saham miliknya pula. Pergerakan harga saham berjalan dengan cepat, sehingga mungkin sulit diikuti apabila tidak menguasai berbagai istilah saham yang kerap dipakai.
Bagi investor pemula yang masih minim pengetahuan soal seluk-beluk pasar modal, paling tidak ada berbagai istilah saham yang harus diketahui terlebih dahulu. Selain bisa membaca laporan keuangan suatu perusahaan dan menghitung kinerja saham perusahaan tertentu, pemahaman ini penting sebagai pengetahuan dasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sejumlah kasus, investor lebih suka membeli saham yang diprediksi akan naik namun dengan harga lebih murah. Dengan demikian jumlah sahamnya akan lebih banyak sehingga potensial untuk cuan lebih besar.
Namun tentu saja hal ini dibarengi dengan risiko capital loss ketika saham non blue chip tersebut harganya ambruk. Ketika inilah kamu disarankan untuk menerapkan cut loss agar tak menderita kerugian lebih banyak lagi.
Berbagai strategi dunia saham inilah yang kerap tidak dipahami dengan mudah oleh para investor pemula. Hal ini tentu tak akan terjadi jika kamu menguasai pengetahuan dasar pasar modal, dimulai dengan paham benar akan berbagai istilah saham.
Bagian Analisis Teknikal Investasi Saham
Berinvestasi di pasar saham adalah soal memahami pasar dengan cara paling baik agar bisa memprediksi kenaikan maupun penurunan harga yang terjadi. Dengan berbagai aspek yang terlibat, sulit memastikan benar mana emiten yang akan naik atau turun. Namun banyak pelaku pasar saham mencoba melakukannya dengan menerapkan berbagai teknis analisis.
Analisis teknikal merupakan salah satu cara dalam dunia keuangan untuk mengetahui fluktuasi berbagai harga instrumen keuangan lewat grafis. Hasilnya memang tidak pasti dan terjamin, tetapi paling tidak para investor bisa menjadikannya pegangan untuk menerapkan strategi menghadapi pasar.
Mungkin bagi investor yang masih baru di dalam dunia saham, mekanisme ini terlihat terlalu rumit. Namun, paling tidak dengan memahami analisis teknikal, seorang investor akan mendapatkan gambaran lebih jelas ketika akan membeli saham dari emiten yang diincar.
Salah satu cara mengaplikasikan analisis teknikal ini adalah dengan memahami benar istilah dalam dunia saham. Indikator yang sering dipakai adalah harga dan volume saham yang berlaku di pasar pada masa sebelumnya.
Agar bisa menjadi investor jempolan, langkah penting selanjutnya adalah memahami istilah finansial atau investasi. Ada beberapa istilah dasar yang populer digunakan di dunia investasi antara lain:
1. Candle Stick. Seperti namanya, candle stick adalah bagian dasar dari sebuah saham. Nama ini mengacu kepada batang-batang yang ada di tampilan grafik pergerakan. Jika candle stick berwarna merah, maka harga saham sedang turun. Jika candle stick berwarna hijau maka grafik cenderung naik.
2. Buy & Sell. Buy dan sell adalah proses membeli atau menjual lembar saham, yang dilakukan pada periode waktu tertentu. Melakukan buy berarti kamu membeli saham dengan nilai nominal tertentu. Sedangkan sell yakni melepas kepemilikanmu dengan menjual saham karena berbagai alasan mulai karena butuh dana cair atau trennya menurun.
3. Amend Order. Amend order adalah istilah yang mengacu kepada pengaturan untuk mengurangi atau menambahkan pembelian atau penjualan setelah kita melakukan konfirmasi. Pengaturan ini biasanya dilakukan pada saat proses mengantre setelah melakukan pembelian atau penjualan.
4. Withdraw Order. Jika amend order adalah proses pengubahan jumlah lembar saham ketika sedang mengantre untuk menjual/membeli, withdraw order adalah proses pembatalan atau penarikan kembali ketika mengantre untuk menjual/membeli.
5. Deposit. Istilah deposit di dunia saham hampir sama pengertiannya dengan di dunia perbankan. Dikatakan deposit, apabila kita menyetor sejumlah uang ke rekening saham. Perlu dicatat bahwa hal pertama yang harus dilakukan ketika ingin terjun ke dunia saham adalah membuat rekening saham atau dikenal juga dengan nama RDN (rekening dana nasabah).
6. Bid. Istilah bid akan dapat ditemukan pada aplikasi untuk bertransaksi saham. Letak persis bid berada di bawah nama dan harga saham. Bid sendiri berguna untuk melihat berapa banyak jumlah antrean untuk membeli saham.
7. Ask. Berlawanan dengan bid offer, istilah offer/ask mengacu kepada jumlah antrean untuk menjual saham. Sistem antre inilah yang menyebabkan seorang investor bisa saja tidak langsung mendapatkan saham pilihan pada harga yang ditentukan. Di pasar saham siapa yang paling cepat mengirimkan bid/ask, dia yang dapat.
8. Margin Trading. Margin trading adalah ketika seorang investor melakukan pembelian saham dengan uang pinjaman dari broker alias perusahaan sekuritas. Pinjaman tersebut didapatkan dengan jaminan berupa saham milik investor tersebut.
Tidak semua saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa dibeli dengan sistem margin trading. Sampai saat ini hanya ada 61 emiten yang bisa dibeli dengan pinjaman tersebut.
Sebetulnya, masih banyak istilah saham lainnya yang perlu dikuasai oleh seorang investor jika ingin menjadi investor saham kelas kakap. Namun paling tidak delapan istilah di atas dapat menjadi awal perjalanan untuk memahami lebih jauh seluk beluk dunia saham.
Selain memahami istilah-istilah dalam dunia saham, seorang investor juga harus paham tentang mekanisme perdagangan instrumen yang ada di sana serta platform sekuritas terpercaya untuk melakukan mekanisme tersebut.
Memilih platform sekuritas terpercaya menjadi hal yang sangat penting , karena di platform itu lah kita akan menitipkan dana investasi kita dan melakukan transaksi. Seperti di Ajaib, yang memiliki komitmen untuk membuka pintu akses terhadap intrumen investasi yang aman, terpercaya, dan terjangkau, khususnya untuk investor ritel.
Sebagai perusahaan investasi dengan layanan mobile dan online trading yang terbaik di Asia Tenggara, Ajaib diminati oleh investor saham ritel dari kalangan milenial dan kini telah dipercaya oleh lebih dari 1 juta pengguna di Indonesia.
Aplikasi Ajaib juga cocok untuk pemula karena selain mudah, Ajaib memberikan banyak materi pembelajaran untuk bermain saham. Ada dua macam investasi yang dapat dilakukan dalam satu aplikasi Ajaib, yakni saham dan reksa dana.
Atas inovasi dan upaya Ajaib, terutama dalam menjaring investor ritel, perusahaan ini telah meraih berbagai macam penghargaan. Di antaranya sebagai Top 10 Fintech StartUp in Indonesia dari FintechNews Singapore, Top 10 StartUp from Y Combinators dari TechCrunch, StartUp Investasi Reksadana Online Terbaik dari Dunia Fintech, 30 Under 30 Award Asia dari Forbes, serta The Most Innovative Brokerage House 2021 dan The Most Inspiring Securities Company 2021 di ajang CNBC Indonesia Awards yang belum lama ini digelar.
Jika sudah mempunyai RDN di Ajaib, investor bisa langsung melakukan pembelian melalui RDN-nya.
(osc)