Harga minyak goreng di Cilegon, Banten masih mahal. Berdasarkan pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Cilegon, harga minyak goreng masih berkisar antara Rp19 ribu-Rp20 ribu per liter.
Padahal, beberapa waktu lalu pemerintah sudah melaksanakan kebijakan minyak goreng Rp14 ribu per liter. Pemerintah juga mengaku akan menyediakan 200 juta liter per bulan atau 1,2 miliar liter selama 6 bulan supaya harga minyak goreng turun.
"Harusnya per tanggal 1 Februari harganya Rp 14 ribu. Tidak tahu apa dari distributor ke agen terbatas jumlahnya. Karena yang dijual pedagang itu modal lama," kata Kepala Disperindag Cilegon, Syafrudin, di kantor Walikota Cilegon, Rabu (02/02).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafrudin mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena kebijakan minyak goreng ada di pemerintah pusat. Saat dia datang ke pasar dan berbincang dengan penjual, para pedagang mendapatkan distribusi minyak goreng dalam jumlah terbatas.
Kemudian minyak goreng yang dijual saat ini ke masyarakat masih stok lama. Dengan kondisi itu katanya, pedagang tidak mungkin menjual dengan harga Rp 14 ribu per liter sesuai keinginan pemerintah.
"Saya ngecek ke Pasar Blok F, 1 botol yang kemasan itu dia buat Rp 19 ribu. Minyak murah itu per 1 Februari. Tapi tidak ada agen datang ngedrop, karena modal tinggi dia habiskan dulu, dia habiskan dulu stok lama. Dari agen kuotanya juga cuma 66 dus, 1 dus paling cuma 6 kan," terangnya.
Tak hanya mengakui soal harga yang masih mahal, ia juga mengaku minyak goreng di sejumlah waralaba maupun minimarket menghilang, karena minimnya distribusi.
Disperindag Kota Cilegon juga belum berkoordinasi dengan kepolisian untuk memeriksa ketersediaan minyak goreng, guna menghindari penimbunan.
"(Kosong) karena memang dibatasi mereka juga jual itu, jadi cepat habis, karena harganya Rp14 ribu. Sama kepolisian belum (berkoordinasi), di kepolisian kan ada satgas pangan. Tingkat kebutuhan (minyak goreng) disini, itu saya belum punya datanya," ujarnya.