BPS: Pindah Ibu Kota Bakal Geser Aktivitas Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan pemindahan ibu kota baru dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur akan berdampak pada pergeseran aktivitas ekonomi di ibu kota negara (IKN). Namun, BPS mengaku belum bisa menghitung seberapa besar pergeseran aktivitas ekonomi itu.
"Dampak pemindahan IKN apakah ke depan akan secara parsial berubah? Ya pastinya akan terjadi perubahan karena secara teori ada aktivitas ekonomi di ibu kota baru, tapi pergerakan perubahan seberapa besar tergantung aktivitas ekonomi di IKN," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono pada konferensi pers rilis PDB Kuartal IV 2021, Senin (7/1).
Ia menyebut pertumbuhan aktivitas di ibu kota baru akan mendorong porsi ekonomi di luar DKI secara parsial. Namun, karena BPS hanya mencatat aktivitas yang sudah terjadi, sehingga tidak dapat menjelaskan lebih rinci porsi ekonominya.
"Aktivitas di ibu kota ini belum terjadi, belum bisa diprediksi perubahannya tapi karena ada aktivitas di tempat baru, maka akan mendorong share di tempat baru secara parsial," imbuh Margo.
Seperti diketahui, Pemerintah RI berencana memindahkan ibu kota ke luar Jawa guna menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang saat ini masih berpusat di Pulau Jawa.
Ibu kota baru nantinya akan dibangun di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur. IKN Nusantara tersebut akan dipimpin oleh Kepala Otorita Negara yang ditunjuk langsung oleh Presiden.
Saat ini, UU IKN telah disahkan oleh pemerintah dan DPR RI dan dijadwalkan akan mulai dilakukan pemindahan ibu kota sebelum HUT RI pada 2024 mendatang.