Ekonom sekaligus Direktur Center of Sustainable Development Columbia University Jeffrey D Sachs meminta Presidensi G20 yang dipimpin oleh Indonesia dapat mendorong negara-negara maju menyediakan US$100 miliar dalam rangka penanganan perubahan iklim.
"Sekarang, kita memiliki kesempatan dengan kepemimpinan Indonesia di G20 untuk mengatakan ke negara maju bahwa kita tidak bisa mengabaikannya. Anda (negara maju) harus membantu membayarnya," imbuhnya, dalam Mandiri Investment Forum 2022 di Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (8/2).
Sachs menyatakan negara maju yang membawa emisi karbon ke dunia dengan berbagai inovasi teknologi hingga mengakibatkan suhu global naik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Di sisi lain, negara-negara maju tersebut tak bersedia memenuhi komitmennya untuk menyediakan dana sebesar US$100 miliar sebagai pertanggungjawaban terhadap yang telah dilakukannya kepada dunia.
Padahal, menurut Sachs, dana sebesar US$100 miliar hanya satu persen dari pendapatan global yang masih sangat jauh dari total dana yang dibutuhkan untuk mengatasi perubahan iklim.
"Negara kaya lah yang membawa emisi ke dunia, tapi mereka tidak setuju untuk menyediakan US$100 miliar yang merupakan dari output dunia dan mereka belum menjawab janji mereka," tegasnya.
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 harus mampu mendorong negara maju, seperti China, Amerika Serikat (AS), maupun Eropa, untuk segera menyediakan dana tersebut.
Ia menegaskan kerja sama dan sinergi merupakan kunci utama dalam mengatasi isu perubahan iklim terlebih dengan mengolaborasikan masing-masing potensi yang dimiliki oleh negara-negara maju.
"Mari kita minta mereka kerja sama dengan mendanai beberapa pembangunan-pembangunan hijau. Indonesia berteman dengan semua jadi ini bukan memilih satu dari lainnya. Kita tidak bisa lari dari perubahan iklim tapi kita bisa bersama dalam pendanaan," jelasnya.
Berdasarkan unggahan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya @smindrawati pada Kamis (4/11/2021), disebutkan negara-negara maju gagal memenuhi janji mereka untuk mendanai US$100 miliar per tahun bagi negara-negara berkembang untuk menghadapi climate change baik dalam bentuk program adaptasi maupun mitigasi.