Bank Indonesia (BI) mencatat pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana mencapai Rp3,56 triliun per 8 Februari 2022. Pembelian itu bagian dari upaya bank sentral berbagi beban (burden sharing) dengan pemerintah dalam memulihkan perekonomian dari pandemi.
"Pembelian melalui mekanisme lelang utama sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022," papar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4).
Ia menambahkan BI juga menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp10,34 triliun untuk periode sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menyebut kondisi likuiditas perbankan Desember 2021 tetap longgar, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 35,12 persen, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, transaksi ekonomi dan keuangan digital tercatat tumbuh pesat. Pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65 persen secara yoy mencapai Rp34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 62,82 persen secara yoy menjadi Rp4.314,3 triliun.
Lalu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39 persen menjadi Rp711,2 triliun.
Lihat Juga : |
Lebih lanjut, transaksi QRIS secara nominal dan volume naik masing-masing sebesar 290 persen dan 326 persen.
"Di sisi tunai, Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) pada Januari 2022 meningkat 10,21 persen mencapai Rp885,2 triliun," tutup Perry.