30 Ribu Pengrajin Tempe Gulung Tikar Gegara Harga Kedelai Naik

CNN Indonesia
Jumat, 11 Feb 2022 18:39 WIB
Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengungkapkan sekitar 30 ribu pengrajin tahu tempe bangkrut karena ketidakpastian harga kedelai. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin memaparkan dari total 160 ribu pengrajin tahu tempe, 20 persen diantaranya atau sekitar 30 ribu sudah berhenti berproduksi.

Ia menyebut kebanyakan pengrajin yang bangkrut adalah mereka yang berproduksi kecil-kecilan dari rumah dengan jumlah produksi 10 kg- 20 kg per hari.

Menurut dia, pengrajin tahu tempe harus gulung tikar karena ketidakpastian harga kacang kedelai. Bahkan, ia menyebut sempat harga kedelai berfluktuasi 5 hari dalam sepekan.

Aip menuturkan bahwa pengrajin kecil yang paling rentan karena pengrajin besar masih bisa mengakali dengan mengecilkan ukuran tahu atau tempe.

"Hari ini beli kedelai 20 kg, tempe tahu begitu jadi dijual mau beli lagi 20 kg sudah tidak mencukupi karena harga sudah naik, itu membuat mereka tidak bisa berusaha terus menerus," kata dia pada konferensi pers daring, Jumat (11/2).

Aip menjelaskan bahwa harga kedelai yang dipasok importir di antara Rp10.500-Rp11.500 per kilogram dalam sebulan terakhir. Namun, sampai di level pengrajin sudah Rp11 ribu per kg atau Rp12 ribu jika di luar Jawa.

Tingginya harga kedelai membuat pengrajin sulit untung. Bahkan, ia menyebut pengrajin saat ini hanya mampu bertahan saja.

"Pengrajin tahu tempe hanya untuk bisa bertahan hidup, maka itu harga stabil yang kami usulkan penting sekali," ujarnya.

Dia menambahkan saat ini kacang kedelai yang dibutuhkan setahun sebesar 3 juta ton dan lebih dari 80 persennya berasal dari impor. Sedangkan, produksi lokal hanya belasan persen saja.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Selain lebih murah, ia mengatakan bahwa kedelai dalam negeri juga lebih kaya gizi.



(wel/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK