Sri Mulyani Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Ekspor-Impor
Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya transaksi bilateral antara Indonesia dan negara-negara mitra menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS). Langkah itu telah dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Malaysia, Thailand, Jepang dan China.
"Saya ingin mengapresiasi BI yang sudah mendorong penetapan perjanjian mata uang lokal ini sejak 2018, dan ini telah dimasukkan ke dalam agenda global karena dapat menciptakan jaring pengaman keuangan untuk transaksi antar negara dan mengurangi risiko kerentanan akibat goncangan ekonomi global yang menyebabkan ketidakstabilan keuangan," ujar Ani, sapaan akrabnya, pada pembukaan rangkaian side event G20 Presidensi Indonesia Finance Track Main & Side Event February Series, pada Rabu (16/2).
Indonesia, sambung Ani, merupakan negara yang sangat terbuka dalam perdagangan. Bahkan, 90 persen dari bahan baku dan barang modal diimpor, khususnya dari keempat negara yang menjalin hubungan bilateral tersebut. Hal ini membuat inisiatif LCS sangat menguntungkan.
"Mengimplementasikan diversifikasi mata uang dan menggunakan mata uang lokal sebenarnya sangat penting untuk meningkatkan penyelesaian langsung transaksi menggunakan mata uang lokal dan juga untuk memfasilitasi ukuran perdagangan dan investasi yang lebih besar," sebutnya.
Penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antarnegara akan mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat yang sampai saat ini masih mendominasi aktivitas perdagangan global. Dengan menjalin kerja sama bilateral mata uang lokal dengan negara-negara Asia lainnya, posisi AS dan dampaknya secara ekonomi dapat dilemahkan.
"Hal ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas hubungan perdagangan lebih baik dan investasi antar negara termasuk Indonesia dengan negara-negara ASEAN. LCS juga menyebabkan biaya transaksi menjadi lebih rendah, karena trader tidak perlu mengubah mata uangnya menjadi nilai tukar USD terlebih dahulu," kata Ani.
Lebih lanjut, Ani mengungkapkan inisiatif LCS juga merupakan bentuk implementasi dari salah satu agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia.
"Penggunaan yang lebih luas mata uang lokal antar negara sangat relevan dengan agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia di jalur keuangan yaitu: Exit Strategy untuk mendukung pemulihan. Dengan diversifikasi mata uang, diharapkan dukungan terhadap stabilitas makroekonomi dapat diperkuat dan proses pemulihan ekonomi dapat berkelanjutan secara global," jelasnya.