Bauran Energi Terbarukan 2021 Tak Capai Target, Cuma 11,7 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 17 Feb 2022 16:03 WIB
Bauran energi baru terbarukan (EBT) tidak mencapai target pada tahun lalu, yakni hanya 11,7 persen dari target 14,5 persen. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengklaim capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) di sepanjang tahun lalu mencapai 11,7 persen. Angkanya belum memenuhi target sebesar 14,5 persen.

Padahal, pemerintah menetapkan target bauran EBT untuk 2025 mendatang sebesar 23 persen. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah pun melakukan beberapa upaya.

"Guna mencapai target 23 persen pada 2025 upaya yang pernah dan sedang dilakukan antara lain melalui pelaksanaan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap yang akan dilakukan privat sektor sebesar 3,6 GW," terang dia dalam rapat dengar bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (17/2).

Menurutnya, dengan pembangunan PLTS atap sebesar 3,6 GW tersebut, maka dapat meningkatkan bauran energi terbarukan sebesar 0,8 persen.

Selanjutnya, pemerintah juga melaksanakan pembangunan pembangkit EBT sebesar 10,6 GW, termasuk penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit EBT.

Arifin mengatakan upaya pembangunan pembangkit EBT tersebut dapat meningkatkan bauran EBT sebesar 11,7 persen.

Ia menambahkan pemerintah juga akan melakukan pemanfaatan biofuel sebesar 11,6 juta kiloliter. Dengan hal tersebut ia optimistis bauran EBT bisa meningkat 6,5 persen.

Lebih lanjut Arifin juga mengatakan pemerintah telah memiliki peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060. Pada peta jalan tersebut, tambahan pembangkit listrik setelah 2030 hanya dari PLT EBT.

Kemudian, mulai 2035 pembangkit listrik akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya. Diikuti oleh tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya.

Selain itu, hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Lalu, tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai tahun 2049.

Arifin menambahkan Indonesia juga akan membangun super grid untuk meningkatkan konektivitas kelistrikan, di mana transmisi baru antar sistem dan antarpulau dibutuhkan untuk membagi sumber energi terbarukan yang dimiliki suatu daerah.



(mrh/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK