Ninja Hatori, TOD dan Rumah Impian Masa Depan

CNN Indonesia
Jumat, 18 Feb 2022 09:27 WIB
Sejumlah kalangan menilai ekosistem hunian berkonsep TOD tepat dan ideal digunakan untuk mengatasi permasalahan perumahan bagi milenial di kawasan perkotaan.
Pengembang menyebut pandemi dan digitalisasi mengubah pandangan masyarakat soal hunian. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Meski tepat, Anton menyebut ada beberapa poin yang harus dibenahi soal ekosistem hunian TOD di Indonesia. Salah satunya, soal pemahaman mengenai ekosistem hunian TOD itu sendiri.

Ia menyebut ekosistem hunian TOD di Indonesia selama ini masih dilihat dalam arti sempit oleh baik masyarakat maupun pengembang. Karena pemahaman itu, ekosistem hunian sudah dianggap TOD ketika pengembang membangun apartemen atau perumahan di dekat stasiun atau sarana transportasi umum lainnya.

Padahal tambahnya, dalam ekosistem hunian berkonsep TOD, area hunian, komersial seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, rekreasi, kerja, serta akses transportasi publik; commuter line, MRT, dan LRT terintegrasi di situ.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"TOD itu istilahnya one stop. Segalanya, mau tinggal, kerja, belanja, rekreasi, semua di situ, Itu membuat orang terkonsentrasi di daerah TOD. Sayang, di Indonesia baru mulai dan sekarang belum ada yang bisa dibilang TOD, sekarang baru proyek yang dibangun, belum ada yang sudah terjadi dan berhasil. Kalau jadi, itu benar-benar mengatasi masalah perumahan. Hasilnya bisa terlihat beberapa tahun ke depan kalau TOD kelar," katanya.

Ia mengakui untuk mewujudkan konsep ekosistem hunian TOD yang ideal dan sesuai best practice di sejumlah negara butuh lahan yang memadai. Tapi katanya, di sinilah seharusnya pemerintah berperan.

Pemerintah bisa memanfaatkan aset tanah yang mereka miliki untuk membantu mewujudkan ekosistem hunian TOD yang ideal.

"Jadi ada unsur tugas negara menyediakan rumah, sejahterakan penduduknya. Tidak ada ada cara lain. Di daerah perkotaan, pembangunan hunian vertikal yang ideal ya TOD," katanya.

Pelajaran dari Covid dan Digitalisasi

Wakil Ketua Umum REI Hari Ganie mengatakan selain TOD, yang sedang dipikirkan oleh para pengembang soal ekosistem perumahan yang mendukung masa depan ekonomi masyarakat adalah modifikasi. Pengembang memikirkan konsep ini berangkat dari perubahan gaya hidup dan kerja masyarakat belakangan ini, khususnya milenial.

Ia mengatakan mewabahnya covid, hingga berkembangnya gaya hidup digital telah mengakibatkan semuanya berubah, Kerja yang biasanya selama ini biasanya dilakukan di kantor, sekarang bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah.

Ia menambahkan berdasarkan perkiraan konsultan properti dunia, tren kerja dari rumah yang berlangsung di era pandemi bisa berlangsung permanen. Dan ketika itu terjadi, permintaan terhadap rumah nyaman pasti akan meningkat.

"Kecelakaan pandemi ini membuat semuanya berubah, termasuk dalam kaitannya dengan hunian. Hasil kajian konsultan properti permintaan atas rumah di pusat kota akan jauh menurun karena orang bekerja di kantor akan berkurang, kantor hanya akan punya beberapa saja yang bekerja di kantor sisanya akan banyak dari rumah," katanya.

Nah, untuk mengakomodasi itu, pengembang memberikan beberapa alternatif ekosistem hunian kepada para mereka. Bagi mereka yang tetap kerja di pusat kota, pengembang memberikan pilihan hunian berbentuk apartemen dengan ukuran yang kecil tapi cukup nyaman dan fleksibel untuk mereka.

"Untuk yang bisa kerja dari rumah dan pinggiran kota, kami sediakan rumah tapak yang desainnya ruangannya dibuat fleksibel, bisa untuk ruang kerja, ruang tidur, bisa dilipat-lipat, sirkulasi udara bagus, ruang tak membosankan," katanya.

(agt/asa)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER