Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.327 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (18/2) sore. Mata uang Garuda ini melemah 1,5 poin atau minus 0,01 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.325 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.339 per dolar AS sore ini. Angkanya melemah dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.301 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat bergerak bervariasi. Terpantau, yen Jepang minus 0,19 persen, dolar Singapura menguat 0,04 persen, won Korea Selatan menguat 0,13 persen, peso Filipina yang minus 0,06 persen, rupee India menguat 0,47 persen, dan baht Thailand melemah 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, yuan China menguat 0,19 persen, ringgit Malaysia menguat 0,05 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,03 persen.
Di sisi lain, mayoritas mata uang di negara maju justru menguat. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,26 persen, dolar Australia menguat 0,51 persen, poundsterling Inggris menguat 0,13 persen, euro Eropa menguat 0,11 persen, dan franc Swiss minus 0,02 persen.
Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan rupiah melemah karena ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Hal itu menyebabkan sejumlah aset berisiko melemah.
"(Rupiah melemah karena) faktor eksternal, ketegangan di Ukraina, menyusul pernyataan (Presiden AS) Joe Biden bahwa Rusia akan menyerang Ukraina setiap saat," ungkap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Meski begitu, Lukman memproyeksi potensi pelemahan rupiah terbatas ke depannya. Sebab, fundamental perekonomian dalam negeri terbilang masih kokoh.
"Dengan data neraca pembayaran yang surplus untuk 2 bulan berturut-turut," jelas Lukman.