Minyak Goreng Masih di Langka, Termasuk Jatim dan Sulsel
Minyak goreng murah masih langka di sejumlah daerah, tak terkecuali Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui minyak goreng masih langka, baik di pasar tradisional maupun pasar modern di wilayahnya. Kalau pun tersedia, harganya jauh dari harga acuan tertinggi (HET).
Diketahui pemerintah mematok HET minyak goreng sebesar Rp14 ribu per liter untuk minyak goreng kemasan, Rp13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana, dan Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah.
"Jangan ditunda atau ditimbun demi cuan. Segera distribusikan ke pasar. Kasihan masyarakat. Apalagi saat ini tengah dalam situasi pandemi," tutur Khofifah saat menggelar operasi pasar di Kabupaten Mojokerto, Senin (21/2).
Ia juga meminta Satgas Pangan untuk melacak dan menelusuri benang kusut distribusi minyak goreng. Menurut dia, kelangkaan seharusnya tak terjadi, mengingat tidak ada pengurangan produksi dari produsen.
Di Jatim, ia menjelaskan produksi minyak goreng mencapai 63 ribu ton. Sementara, total konsumsi per bulan hanya 59 ribu ton. Artinya, seharusnya, Jatim mengalami surplus sebanyak 4.000 ton per bulan.
"Benang kusut ini harus segera diurai. Jangan dibiarkan berlarut-larut. Apalagi, tidak lama lagi, kita memasuki bulan ramadan. Ini penting untuk terus memastikan suplai," tutur dia.
Di Sulsel, minyak goreng juga disebut langka. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsesl Ashari F Radjamilo mengatakan kelangkaan terutama terjadi pada minyak goreng kemasan.
Padahal, ia melanjutkan 67 ton minyak goreng kemasan, baik sederhana maupun premium, sudah disebar ke seluruh pasar. Ia pun mengaku heran kenapa kelangkaan masih sering terjadi.
"Minyak goreng kemasan ini masih susah. Kami harap bisa secepatnya lancar seperti minyak goreng curah. Kami masih koordinasi dengan Kemendag untuk menurunkan cepat minyak goreng kemasan di pasaran," tegasnya.
Sementara itu, Ashari menuturkan minyak goreng curah mulai tersedia normal di berbagai wilayah di Sulsel, seperti di Pasar Pabaeng-baeng, Pasar Terong, dan Pasar Panampu. Namun, harga yang dijual pun masih di atas HET. "Bahkan, ada yang jual dengan harga Rp15 ribu," keluhnya.