Menko Perekonomian Terbitkan Aturan Pokja untuk Kelancaran G20

Kemenko Perekonomian | CNN Indonesia
Rabu, 23 Feb 2022 20:50 WIB
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso. (Arsip Kemenko Perekonomian).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai Ketua I Bidang Sherpa Track Presidensi G20 menetapkan Keputusan Menteri Bidang Perekonomian Nomor 27 Tahun 2022 tentang Susunan Keanggotaan dan Matriks Agenda Kelompok Kerja Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022.

Aturan tersebut diterbitkan untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan keseluruhan rangkaian acara Presidensi G20, khususnya di Bidang Sherpa Track.

"Seluruh penyelenggaraan acara Bidang Sherpa Track, akan mendasarkan pada pengaturan yang ditetapkan dalam KepMenko ini, sehingga sudah ada informasi sejak awal yang memberikan kejelasan dan kepastian dalam penyelenggaraan semua kegiatan," jelas Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam keterangan tertulisnya.

Susiwijono selaku Ketua Sekretariat Sherpa Track dan Finance Track menambahkan, dalam KepMenko tersebut diatur mengenai Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja Sherpa Track, termasuk penetapan Chair/ Co-Chair/ Alternate Chair dari masing- masing Working Group dan Engagement Group. Selain itu juga ditetapkan Matriks Agenda yang mengatur mengenai Jadwal Pertemuan dan Agenda Prioritas dari seluruh Working Group dan Engagement Group.

Dia menambahkan, keseluruhan rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022 akan diselenggarakan sebanyak 441 events yang tersebar di 25 kota/kabupaten. Terdapat 184 main events yang terdiri atas 1 Konferensi Tingkat Tinggi, 20 Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral, 17 Pertemuan Tingkat Sherpa/Deputi, 56 Pertemuan Tingkat WG, dan 90 Pertemuan Tingkat EG.

"Di samping itu terdapat sekitar 257 Side Events dan program Road to G20 Indonesia 2022," ujarnya.

Pada pelaksanaan Sherpa Track, Kemenko Perekonomian bersama dengan Kementerian Luar Negeri mengoordinasikan pembahasan isu-isu ekonomi non keuangan. Antara lain isu yang menyangkut energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, perubahan iklim, dan isu non keuangan lainnya.

Sementara struktur koordinasi Sherpa Track pada Presidensi G20 Indonesia 2022 terdiri atas 11 Working Group, yaitu Anti Corruption; Agriculture; Environment and Climate Sustainability; Development; Digital Economy; Energy Transitions; Education; Employment; Health; Tourism; Trade, Industry, and Investment; dan 1 Inisiatif yaitu EMPOWER.

Serta terdapat 10 Engagement Group, yaitu Parliament 20; Supreme Audit Institution 20; Business 20; Civil 20; Urban 20; Women 20; Think 20; Science 20; Labour 20; dan Youth 20.

Diketahui Presidensi G20 Indonesia 2022 sendiri mengusung tema 'Recover Together, Recover Stronger' atau 'Pulih Bersama' sebagai tema sentral yang mengajak anggota G20 untuk bekerja sama dalam pendekatan yang kolaboratif dan inklusif.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi yang juga menjadi Co- Sherpa G20 Indonesia menyebut, Presidensi G20 Indonesia memiliki beberapa pembahasan penting yang dikaitkan dengan 3 Prioritas Utama. Antara lain mendorong pembentukan gugus tugas bersama (joint task force) antara Menteri Kesehatan dan Menteri Keuangan yang menjadi mandat dari KTT G20 Roma 2021.

Melalui gugus tugas bersama ini diharapkan upaya pemulihan pasca pandemi dan kesiapsiagaan terhadap pandemi di masa depan terkoordinasi dengan baik secara global dan menjadi legacy bagi Presidensi Indonesia. Selain itu, pada Presidensi G20 Indonesia juga akan dilaksanakan pertemuan pertama Digital Economy Working Group yang sebelumnya berbentuk Task Force.

"Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia ini diharapkan tidak hanya bersifat narasi atau kesepakatan tertulis, namun juga bersifat concrete dan memberikan manfaat nyata dan inklusif, tidak hanya untuk Indonesia namun juga dunia," ungkap Edi.

Indonesia juga akan mengupayakan koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang lebih seimbang, membuat G20 lebih adaptif terhadap krisis, dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum global.

(osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK