Ritel Ternama Amerika Ramai-ramai Angkat Kaki dari Hong Kong
Institut Manajemen Pusat Perbelanjaan (ISCM) Hong Kong menyebut sejumlah ritel merek ternama asal Amerika Serikat (AS) menutup cabang-cabang mereka di Hong Kong. Di antaranya Topshop, J.Crew, Lush dan Gap.
"Mereka (merek-merek ternama) sebenarnya telah menarik diri dari Hong Kong karena biaya sewa yang sangat tinggi saat itu," tutur Ketua ISCM Baldwin Kopada acara musyawarah nasional APPBI yang mengangkat tema The Pandemic: Indonesia Mall Renaissance, Kamis (24/2).
Ko mengatakan keluarnya merek-merek ternama dari pusat perbelanjaan Hong Kong besar, seperti central, terjadi akibat harga sewa yang meroket dan berkurangnya pengunjung dari luar negeri di tengah pandemi.
"Dan inilah yang terjadi pada masa covid 2020 dan 2021, kami memiliki beberapa merek yang keluar seperti Gap, Adidas, Nike, Cartier dari Central," kata Ko.
Di sisi lain, Ko mengabarkan dengan banyaknya merek yang memutuskan untuk menutup toko-toko di Hong Kong, terdapat semakin banyak perusahaan lokal atau regional dari Asia yang mengambil alih toko-toko yang ditinggalkan tersebut.
"Pada saat bersamaan, semakin banyak merek lokal dan regional yang membuka cabang, seperti supermarket Donki Donki, supermarket Jepang, Decathlon, merek lokal, seperti Initial. Mereka sudah mulai membuka toko di area central," imbuh dia.
Sebagai contoh, Ko menyebutkan merek internasional seperti Trussardi kini telah digantikan oleh merek lokal Initial dan pusat perbelanjaan lain yang memiliki merek, seperti Banks & Co, kini berubah menjadi salon.
Faktor terbesar yang menyebabkan adalah transisi jenis ritel di Hong Kong. Padahal, harga sewa sudah kian menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Pergeseran dalam bauran ritel terjadi di Hong Kong, tetapi permintaan tetap ada. Sewanya bahkan bisa dibilang lebih murah dibandingkan 2018 atau 2019," tutur Ko.