AS Gebuk Bank-bank Rusia Usai Serangan Militer ke Ukraina

CNN Indonesia
Jumat, 25 Feb 2022 09:05 WIB
Pemerintah AS menerapkan sanksi terhadap bank-bank Rusia, termasuk dua bank BUMN Rusia, atas serangan militer terhadap Ukraina. (REUTERS/Eduard Korniyenko).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah AS menerapkan sanksi terhadap lima bank Rusia, dua di antaranya merupakan bank BUMN Rusia, setelah melancarkan serangan militer terhadap Ukraina.

Bank BUMN Rusia, yakni Sberbank dan VTB, merupakan dua bank dengan kredit terbesar di Rusia yang ditargetkan mendapatkan sanksi berat dari AS. Selain keduanya adalah Otkritie, Novikombank, dan Sovcombank.

Departemen Keuangan AS menegaskan bank-bank AS harus memutus hubungan kerja sama dengan bank-bank Rusia, terutama Sberbank dan VTB, beserta 25 anak usaha mereka. Aksi memutus hubungan kerja sama harus dilakukan dalam waktu 30 hari.

Hal itu dilakukan untuk menekan ekonomi Rusia, dengan memblokir Sberbank dari seluruh proses dan penyelesaian pembayaran dalam sistem keuangan AS.

Namun demikian, AS masih belum memberikan sanksi terberat, seperti membekukan aset-aset Rusia di AS. AS hanya akan menerapkan sanksi terberat jika Rusia meningkatkan agresi militer mereka terhadap Ukraina.

Mantan penasihat umum Departemen Layanan Keuangan Negara bagian New York Daniel Alter menuturkan kekuatan sanksi AS masih berasal dari fakta bahwa sebagian besar perdagangan dilakukan dalam dolar AS.

Departemen Keuangan AS mengungkap bank-bank Rusia setiap harinya melakukan transaksi valuta asing senilai US$46 miliar secara global, di antaranya 80 persen dilakukan dalam mata uang dolar AS. "Sebagian besar transaksi itu sekarang akan terganggu," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Sberbank mengaku saat ini masih beroperasi normal sembari mempelajari implikasi sanksi yang akan dikenakan AS.

VTB merespons bahwa sanksi tersebut akan membatasi operasinya, terutama penggunaan kartu di luar Rusia.

Sementara bank-bank Rusia lainnya tidak berkomentar. Kedutaan Besar Rusia di AS juga belum menjawab pertanyaan wartawan.

Dilansir Reuters, Jumat (25/2), Pemerintah AS juga menerapkan sanksi bagi orang-orang kaya Rusia dan keluarganya yang ada di Amerika, termasuk mempertimbangkan pembatasan ekspor mereka ke Rusia.

Departemen Keuangan AS menyebutnya sanksi terhadap elit Rusia, termasuk Alexander Vedyakhin selaku Wakil Ketua Pertama Dewan Eksekutif Sberbank, Andrey Puchkov dan Yuriy Soloviev selaku petinggi eksekutif VTB, Igor Sechin sebagai CEO Rosneft dan mantan wakil perdana menteri, serta putranya yang sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Departemen Rosneft.



(bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK