Warga Ukraina Serbu Mesin ATM usai Agresi Militer Rusia
Warga Ukraina mengantre panjang depan mesin ATM untuk mengambil uang tunai. Kepanikan melanda usai agresi militer Rusia ke negara Eropa Timur itu.
Dilansir dari New York Post (25/02), foto-foto yang diambil di ibu kota Ukraina, Kyiv, dan kota-kota besar lainnya menunjukkan antrean mengular di depan sejumlah mesin ATM setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi.
Karena kondisi itu, Bank Nasional Ukraina pun terpaksa membatasi penarikan tunai maksimal sementara sebesar 100 ribu hryvnia Ukraina per hari, yakni setara dengan Rp47,96 juta asumsi kurs Rp481 per hryvnia.
Nilai hryvnia turun sekitar tiga persen pada Kamis (24/2). Menurut Reuters, mata uang Ukraina tersebut turun ke level terendah sejak 2015 lalu.
Bank sentral Ukraina juga menghentikan penarikan tunai valuta asing dan mengatakan bakal memperbaiki nilai tukar hryvnia sembari mencari upaya lebih lanjut yang mengguncang pasar keuangan domestik.
Pun demikian, kartu kredit dan debit Ukraina masih berfungsi normal hingga Kamis (24/2).
Kepanikan juga terlihat di negara Rusia, di mana antrean terbentuk di ATM karena kekhawatiran bahwa Pemerintah Rusia dapat membatasi penarikan.
Hal tersebut muncul akibat kekhawatiran bank Rusia akan kehabisan uang. Sebab, mata uang Rusia merosot ke rekor terendah setelah Putin memerintahkan invasi, sementara saham Rusia melemah sebanyak 45 persen.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin dunia lainnya telah mengisyaratkan rencana untuk memberlakukan sanksi keuangan berat terhadap Rusia setelah serangan militer terhadap Ukraina.