Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia

CNN Indonesia
Jumat, 25 Feb 2022 10:38 WIB
Rusia menyerang Ukraina pada Kamis (24/2). Imbasnya, bukan cuma ekonomi Rusia dan Ukraina yang terguncang, tetapi juga ekonomi RI.
Rusia menyerang Ukraina pada Kamis (24/2). Imbasnya, bukan cuma ekonomi Rusia dan Ukraina yang terguncang, tetapi juga ekonomi RI. (AP/Sergei Grits).
Jakarta, CNN Indonesia --

Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina berdampak fatal terhadap ekonomi negara terluas di dunia itu, mulai dari bursa saham yang anjlok 33 persen, mata uang rubel yang rontok 10 persen, sampai sanksi ekonomi oleh dunia barat yang menargetkan lini strategis Rusia.

Masalahnya, dampak invasi militer tersebut tidak hanya mengancam ekonomi Rusia dan Ukraina, tapi juga sampai ke Indonesia. Selain dari segi minyak dan gas (migas), pasar modal hingga pasar uang pun terkena dampak perang yang telah menelan korban jiwa hingga 137 orang tersebut.

Berikut adalah daftar dampak perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Harga Minyak dan BBM

Harga minyak dunia meroket menembus US$105 per barel pada akhir perdagangan Kamis (24/2) waktu AS, setelah Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina. Harga tersebut menembus level tertingginya sejak 2014 silam.

Kenaikan harga internasional tersebut bakal berdampak pada harga BBM di dalam negeri atau pun subsidi dari pemerintah. Sebab, mayoritas pasokan minyak RI berasal dari impor.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyampaikan dampaknya konflik geopolitik tersebut ke dompet Pemerintah RI tak terhindarkan.

Ia menyebut selama enam bulan terakhir saja harga minyak Indonesia menunjukkan tren kenaikan, yakni mulai Agustus 2021 yang sebesar US$67,8 per barel hingga US$85,9 per barel pada Januari 2022. Terlebih, dengan harga saat ini yang sudah di atas US$100 per barel.

2. Nilai Tukar Rupiah

Seperti berbagai nilai tukar mata uang lain di dunia, rupiah pun tak kebal melawan fluktuasi nilai akibat ketidakpastian dan spekulasi pasar akan langkah selanjutnya dari Rusia ke Ukraina.

Pada perdagangan Kamis (24/2) misalnya, rupiah melemah 0,37 persen menjadi Rp14.391 per dolar AS. Namun, pada perdagangan pagi ini rupiah menguat tipis 8 poin ke Rp14.383 akibat spekulasi perang besar tak akan terjadi karena AS dan Uni Eropa memilih menghukum Rusia secara ekonomi.

Riset LAB 45 menilai konflik Rusia-Ukraina berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah. Hal itu disebabkan ancaman dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT, sehingga berdampak pada penarikan dana Rusia.

"Dampak terhadap posisi finansial dunia karena penarikan dana Rusia di keuangan global telah menyebabkan volatilitas nilai tukar," demikian riset tersebut disampaikan pada Kamis (24/2).





IHSG hingga Ekspor Impor

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER