Uni Eropa Sanksi Belarusia Karena Dukung Rusia
Uni Eropa menerapkan sanksi ekonomi kepada Belarusia karena mendukung Rusia atas invasi militer ke Ukraina.
Kepresidenan Prancis di UE dalam pernyataannya menyebut sanksi akan mencakup sejumlah sektor ekonomi. Pernyataan itu diunggah kepresidenan melalui akun Twitter.
"(Sanksi akan diterapkan pada) beberapa sektor ekonomi, dan khususnya kayu, baja dan kalium," demikian pernyataan Kepresidenan Prancis di Uni Eropa seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/3).
Seorang pejabat UE mengatakan salah satu tujuan dari sanksi baru terhadap Belarusia adalah untuk menghentikan ekspor lebih lanjut barang-barang Belarusia ke UE.
"Langkah-langkah ini akan dipublikasikan dalam Jurnal Resmi Uni Eropa untuk mulai diberlakukan," sambung pernyataan tersebut, tanpa menyebut secara jelas waktu pasti publikasi dirilis.
Sejumlah sanksi baru tersebut diharapkan bisa menutup celah dari tindakan pembatasan yang telah diberlakukan terhadap Belarusia.
UE diketahui sudah melarang ekspor kalium, pupuk yang terbuat dari kalium, dan produk minyak dari Belarusia. Akan tetapi para diplomat mengatakan Belarusia masih mengekspor kalium ke UE melalui Ukraina.
Lihat Juga : |
Belarusia juga diketahui meningkatkan ekspornya ke UE terkait produk minyak yang diperoleh dari batu bara.
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga menegaskan akan memberikan sanksi kepada Presiden Belarusia Alexander Lukashenko atas keterlibatannya dalam serangan militer Rusia ke Ukraina.
Sanksi yang akan diberikan Pemerintah Jepang berupa pembatasan perdagangan ekspor impor dengan Rusia.
"Mengingat keterlibatan Belarusia dalam dalam agresi militer ini, kami akan menerapkan sanksi terhadap Presiden Belarusia, dan individu, serta organisasi atau lembaga, termasuk membatasi ekspor ke Rusia," ujar Kishida, seperti dilansir AFP, Senin (28/2) lalu.
Ia menambahkan Jepang juga memutuskan membatasi transaksi dengan bank sentral Rusia.
Sebagai informasi, Belarusia dikabarkan mendukung agresi militer Rusia dengan mengerahkan pasukannya ke Ukraina. Informasi ini disebarkan oleh jurnalis Belarusia.
Kendati demikian, media setempat menyebut informasi tersebut belum bisa diverifikasi, mengingat banyak jurnalis oposisi telah melarikan diri dari negaranya.