Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa dukanya atas meninggalnya taipan energi Arifin Panigoro. Jokowi menyambangi rumah duka di Jakarta Selatan dan menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga Arifin.
"Semoga segala amal ibadah almarhum Arifin Panigoro diterima oleh Allah SWT dan segenap keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah," ujar Jokowi seperti dikutip dari akun Instagramnya @jokowi, Selasa (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan rasa kehilangannya atas kematian Arifin Panigoro.
Ani, akrab sapaannya, tampak melayat ke rumah duka Arifin lewat unggahan foto di akun Instagramnya.
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada Allah kami kembali (Innalilahi wa innalilahi rojiun). Selamat beristirahat dengan tenang Pak Arifin Panigoro," terang Ani seperti dikutip dari akun @smindrawati.
Bendahara Negara menyatakan bahwa jasa Arifin semasa hidupnya nyata bagi Indonesia dan ia merupakan sosok yang peduli dengan perbaikan negeri.
"Jasamu bagi Indonesia sungguh tercatat nyata. Terima kasih telah selalu peduli untuk perbaikan negeri ini. Semoga Bu Isis dan seluruh keluarga Panigoro diberikan ketabahan dan kekuatan dalam cobaan ini. Duka mendalam kami," tulis Ani.
Sebelum itu, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyatakan dukanya atas kepergian sosok yang ia anggap mentor tersebut.
"Pagi ini saya melayat ke rumah duka almarhum Arifin Panigoro, anggota dewan pertimbangan presiden periode 2019-2024 yang meninggal dunia di Amerika Serikat pada Minggu, 27 Februari 2022 (waktu setempat) karena sakit," jelas Erick lewat akun Instagram @erickthohir.
Sebagai informasi, Arifin Panigoro meninggal dunia di usia 76 tahun pada hari Minggu (27/2) di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat pukul 14.29 waktu setempat atau 03.29 WIB.
Lihat Juga : |
Nama Arifin sudah tak asing di dunia bisnis dan politik Tanah Air. Dia merupakan pendiri dan pemilik Meta Epsi Pribumi Drilling Company atau yang terkenal dengan nama MedcoEnergi.
Medco merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi milik swasta terbesar di Indonesia.
Sementara itu, dalam dunia politik Arifin sempat bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 1999. Dia pun sempat menjadi ketua DPP dan Ketua Fraksi PDIP pada 2002-2003.
Pada 2005, Arifin mundur dari DPR dan PDIP. Dia membentuk partai sendiri bersama rekan-rekannya, yakni Partai Demokrasi Pembaruan.