Sri Mulyani Ingatkan Pajak di Tengah Lonjakan Harga Komoditas

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 17:27 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengingatkan lonjakan harga komoditas, seharusnya menyumbang penerimaan negara dalam bentuk pajak dan PNBP.
Menkeu Sri Mulyani mengingatkan lonjakan harga komoditas, seharusnya menyumbang penerimaan negara dalam bentuk pajak dan PNBP. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan pengusaha dan perusahaan sumber daya alam, terutama mineral dan batu bara, untuk transparan menyampaikan pendapatannya di tengah lonjakan harga komoditas akibat geopolitik Rusia-Ukraina.

Sehingga, manfaatnya bisa dirasakan dalam bentuk penerimaan negara. Apalagi, Ani, sapaan akrabnya, menyebut bahwa harga komoditas saat ini SDA sedang 'naik daun' akibat geopolitik Rusia dan Ukraina.

"Imbas terhadap harga-harga komoditas dan dampaknya sangat nyata. Saat ini, kita melihat harga komoditas SDA yang diproduksi Indonesia, termasuk yang terkena dampak dengan melonjaknya harga-harga," imbuhnya pada acara peluncuran SIMBARA, Selasa (8/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, sumbangan dan kontribusi SDA, khususnya mineral dan batu bara, sangat penting bukan hanya dalam rangka menjaga pasokan. Tetapi juga sebagai penerimaan negara, seperti pajak, bea keluar, royalti dan lainnya.

"Maka, dari sisi penerimaan negara, menjadi kewajiban untuk kita bisa mengelolanya secara transparan dan menyampaikan ke publik berapa kekayaaan SDA yang diterima negara dalam bentuk pajak, bea keluar, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), seperti royalti dan lainnya," imbuh dia.

Tujuannya, sambung Ani, kekayaan negara akan kembali dalam bentuk program pembangunan yang manfaatnya pun dirasakan oleh masyarakat.

Sebagai informasi, harga sejumlah komoditas melonjak tajam akibat konflik Rusia-Ukraina. Harga minyak dunia jadi yang pertama terimbas hingga naik tak terkendali.

Harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008 silam pada akhir perdagangan Selasa (8/3) waktu AS. Hal itu tak terlepas dari rencana AS dan sekutunya yang berencana melarang impor minyak Rusia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat US$5,10 atau 4,3 persen menjadi US$123,21 per barel setelah sempat mencapai level tertingginya US$139,13 per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April naik US$3,72 atau 3,2 persen menjadi US$119,40 per barel.

Selain itu, Asosiasi Pemasok Energi dan Batu bara Indonesia (Aspebindo) memperkirakan harga batu bara masih bisa lebih tinggi di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Sepanjang Februari, harga batu bara menguat 38,22 persen secara bulanan.

Memasuki Maret, harga batu bara kian melambung menyentuh level US$446 per ton. Secara tahunan, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.

"Apabila pasokan gas alam dan minyak dari Rusia masih terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global," kata Ketua Umum Aspebindo Anggawira dalam keterangan tertulis dikutip dari Antara.

[Gambas:Video CNN]



(tdh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER