Siasat Pedagang: Beli Migor Rp28 Ribu di Minimarket, Dijual Rp35 Ribu
Penjual minyak goreng di warung mengatasi kelangkaan dengan ikut mengantre di minimarket. Mereka ingin membeli minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter.
"Kemarin saya juga ikut antre di Indomaret, Alfamart, dapet dua biji, tipis-tipis. Saya sama suami antre di Alfamart, beli minyak harganya Rp28 ribu kita jual Rp35 ribuan, kan lumayan nutupin untungnya," ujar Santi seorang pemilik warung yang terletak di Gang Masjid Nurul Fajri, Bintaro Jaya.
Santi mengatakan kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/3), ia kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng karena di agen pun stok ludes. Ia pun beralih membeli dus berisi minyak goreng dari temannya yang berbisnis online.
"Aku baru dapat hari minggu kemarin. Aku mencari di agen-agen enggak jual, paling yang gelas-gelas itupun akhirnya habis. Mungkin karena orang pada dengar minyak (goreng) banyak yang habis," ujar Santi.
Ia membeli satu dus isi 6 kemasan minyak goreng 2 liter dari temannya seharga Rp230 ribu, yakni Rp38.666 per kemasan. Karena harga jual yang terlalu tinggi, ia terpaksa menjual dengan harga modal, dengan meraup untung seribu ataupun tidak sama sekali.
"Harga Rp38 ribuan dan dijualnya memang segitu. Balik modalnya tipis, cuma seribu dan bahkan enggak sampai," kata Santi.
Ia mengatakan tidak berani menaikkan harga di atas Rp38 ribu karena banyak pelanggan yang mengeluh harga minyak goreng yang mahal dimana-mana.
Lantas, untuk menutup kerugian Santi terpaksa mengantre di Indomaret dan Alfamaret untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp28 ribu dan menjualnya dengan harga lebih mahal.
Permasalahan yang sama dihadapi oleh Amirah, pemilik warung sebelah yang menjual minyak goreng 2 liter dengan harga Rp37 ribu. Namun, stoknya pun terbatas karena ia kesulitan mendapatkan minyak goreng dari agen.
Ia bahkan pernah kehabisan minyak goreng selama tiga bulan sebelum mendapatkan persediaan dua dus dari agen.
"Sekarang beli di agen Rp190 ribu, mendekati Rp210 ribu," sebutnya.
Ia membeli dari agen satu dus isi 6 yang 2 liter 190 ribu, dengan satu kemasan ia jual seharga Rp35 ribu hingga Rp36 ribu, mengambil untung Rp20 ribu.
"Sempat naik kemarin sampai Rp40 ribu, saya jual. Naiknya kemarin pas lagi langkah, waktu lagi enggak ada-enggak adanya, harganya pada jadi mahal semua," ujar Amirah.
Ia mengaku belum pernah mendapatkan minyak goreng seharga Rp14 ribu per liter dari agen, sehingga ia sendiri menjualnya dengan harga Rp18-Rp19 ribu untuk kemasan 1 liter.
"Dulu tiga hari sekali (beli minyak goreng satu dus), tapi sekarang enggak tentu karena kadang sehari cuma laku seliter atau sebiji yang 2 liter. Terakhir beli seminggu yang lalu yang dua dus ini," ujarnya.
Salah satu pelanggan setia Amirah adalah Eca. Ia sudah beberapa kali berburu minyak goreng ke supermarket dan toko ritel, namun seringkali mereka kehabisan stok.
"Di hari-hari sering banget habis, apalagi di Indomaret nggak ada. Kalau di warung-warung sini ada, tapi harganya jauh, kalau sana kan lebih murah," ujar Eca.
Karena ia sendiri merupakan penjual gorengan di Warung Nasi Uduk Romeni, Eca curhat ia perlu minyak goreng harga murah untuk mata pencahariannya.
"Apalagi saya tukang gorengan. Di sini, di dekat masjid, jadi emang perlu banget buat sehari-harinya," sebutnya.
Ia terpaksa menaikkan harga gorengannya karena harga minyak goreng yang kian melonjak, untungnya banyak pelanggan yang merelakan kenaikan tersebut karena mengerti kondisi.
"Emang dari kemarin saya jualnya Rp1.500 lebih gara-gara minyak naik itu, kita naikin dong. Untungnya pada mau asal kualitasnya tetap bagus aja, mau-mau aja sih," kata Eca.