Stok Kosong, Pedagang Pasar Tunggu Pasokan Minyak Goreng

CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2022 20:37 WIB
Para pedagang di Pasar Pondok Ranji, Tangsel, Banten mengeluh stok minyak goreng kemasan sudah kosong sejak sepekan terakhir.
Para pedagang di Pasar Pondok Ranji, Tangsel, Banten mengeluh stok minyak goreng kemasan sudah kosong sejak sepekan terakhir. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pedagang di Pasar Tradisional Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Banten mengeluh stok minyak goreng sudah habis sejak seminggu yang lalu. Penjual mengaku masih menunggu pasokan minyak goreng kemasan datang dengan harga normal.

Arniti, salah seorang pedagang pasar, saat ini menjual minyak goreng bantalan merek Resto 360ml. Ia mengaku sudah seminggu lebih tidak menjual minyak goreng kemasan karena sudah langka.

"Sudah seminggu lebih enggak jual kemasan, sekarang udah enggak ada lagi yang jual. Waktu itu masih jual Rp28ribu-Rp30 ribuan, kalau mahal-mahal enggak berani saya," ujar Arniti kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, sebelum ia mendapatkan minyak goreng kemasan seminggu yang lalu, ia sempat tidak menjual minyak goreng selama lebih dari setengah bulan.

Oleh karena itu, ia beralih menjual minyak goreng bantalan seharga Rp5 ribu per kemasan. Biasanya ia menerima pasokan 20 biji per 2 minggu dengan modal Rp4 ribu per kemasan.

"Stok biasanya dapat 20 biji per 2 minggu, itu pun habisnya juga bisa 10-20 harian," kata Arniti.

Terkait minyak goreng kemasan yang sebentar lagi akan dijual dengan harga normal alias di atas Rp23 ribu per liter, Arniti belum yakin akan mulai menjualnya karena pelanggan pun enggan membeli jika harga terlalu mahal.

"Modalnya gede, lakunya jarang," singgung Arniti.

Di toko sebelah, Nia geleng-geleng kepala karena sudah seminggu lebih menunggu pasokan 20 karton minyak goreng yang sampai sekarang masih belum turun.

"Kalau yang dari pemerintah, baru turun minggu depan. Tapi belum tahu nih kapan," ujarnya.

Ia sempat menjual minyak goreng kemasan dengan harga subsidi pemerintah. Namun, langsung diserbu habis oleh emak-emak yang tidak kebagian minyak goreng saat mengantre di ritel modern.

"Minyak goreng biasanya 2-3 karton, paling 2-3 minggu habis. Kalau harga normal. Tapi kalau yang kemarin yang minyak goreng harga subsidi, langsung habis 10 karton dalam 30 menit," kata Nia.

Ia mengaku biasa mengambil untung Rp1.000 atau Rp2.000 per kemasan, dengan pasokan datang seminggu sekali. Namun, karena minyak goreng sempat menjadi barang langka, ia pernah 2 bulan tidak menjual minyak goreng kemasan.

"Waktu masih langka, sekali jual doang. Cuma dapat satu kali pasokan, Jumat kemarin jual langsung habis 10 karton, habis setengah jam langsung," ujarnya.

Sekarang dengan dicabutnya HET untuk minyak goreng kemasan, Nia tidak yakin minyak goreng akan selaris sebelumnya saat harga masih disubsidi pemerintah. Ia pun akan mengikuti harga minyak goreng kemasan di ritel modern, dengan mengambil untung maksimal Rp2.000 per kemasan.

"Ini masih nunggu barang turun. Belum tahu bakal jual berapa, paling mengikuti Indomaret, Alfamart. Harga normal Rp40 ribu dulu buat 2 liter, sekarang katanya bakal naik jadi Rp48 ribu," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]



(tdh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER