Australia Sanksi 2 Oligarki Rusia yang Dekat dengan Putin

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 07:10 WIB
Australia menjatuhkan sanksi terhadap pengusaha Rusia Oleg Deripaska dan Viktor Vekselberg sebagai imbasi invasi Rusia ke Ukraina. (AP/Hagens Hopkins).
Jakarta, CNN Indonesia --

Australia menjatuhkan sanksi terhadap dua oligarki Rusia yang memiliki kepentingan pada industri pertambangan di Negeri Kanguru pada Jumat (18/3). Hal sebagai imbas dari serangan militer Rusia ke Ukraina.

"Australia kini menambahkan dua miliarder yang memiliki hubungan dengan kepentingan bisnis di Australia, Oleg Deripaska dan Viktor Vekselberg," kata Menteri Luar Negeri Australia Marisa Payne dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Australia, sambung Payne, bekerja sama dengan mitra internasional untuk meningkatkan tekanan sanksi terhadap oligarki yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina.

Sanksi terhadap Deripaska dan Velselberg menambah panjang daftar hukuman yang sudah dijatuhkan sebelumnya yaitu sanksi keuangan dan larangan perjalanan terhadap 41 oligarki Rusia dan anggota keluarga dekatnya.

Pemerintah, sambung Payne, menyambut perusahaan-perusahaan Australia yang mengambil sikap dengan memutuskan hubungan dengan Rusia.

Dalam invasi tersebut, Rusia mengklaim tengah melakukan "operasi militer khusus" untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan "genosida" - tuduhan yang disebut Barat sebagai rekayasa.

Vekselberg adalah investor di sektor energi Rusia, yang memiliki kepentingan di sebuah perusahaan yang bekerja dengan Origin Energy dalam proyek gas di Cekungan Beetaloo di Northern Territory.

Origin menyatakan tengah mencari klarifikasi tentang sanksi dari pemerintah Australia. Perusahaan mengungkapkan proyek Beetaloo Basin bukanlah aset produksi dan tidak memiliki pendapatan.

"Origin menegaskan kembali bahwa mereka terkejut dengan invasi Rusia ke Ukraina dan akan mematuhi semua aturan dan hukum Australia," kata Origin dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Diketahui, Vekselberg memiliki Lamesa Holdings, yang merupakan pemegang saham minoritas di Falcon Oil & Gas, perusahaan induk dari mitra junior Origin di Beetaloo Basin.

"Baik Lamesa Holdings maupun Mr Vekselberg adalah pihak dalam usaha patungan Beetaloo Basin. Mereka tidak memiliki peran, keterlibatan atau kesepakatan dengan, Origin atau usaha patungan Beetaloo Basin," katanya.

Sementara itu, Deripaska terkait dengan investasi ke usaha patungan kilang alumina Gladstone milik Rio Tinto.

Rio Tinto tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang dampak sanksi terhadap Deripaska, yang memegang 44,9 persen dari EN+ Group, grup aluminium dan listrik Rusia.

EN+ Group adalah pemegang saham utama di perusahaan Rusia Rusal, yang memiliki 20 persen saham di kilang Queensland Alumina Limited (QAL) di Gladstone, dalam usaha patungan dengan Rio Tinto.

Rio Tinto sebelumnya memutuskan hubungan dengan Rusal sebagai bagian dari penarikan keseluruhannya dari Rusia.

Queensland Alumina Ltd tidak menanggapi permintaan komentar.

Sebagai catatan, Deripaska mengurangi saham pengendalinya di EN+ Group dari 70 persen pada 2019, untuk menghindari sanksi AS terhadap salah satu produsen aluminium utama itu.



(sfr/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK