Tagih Janji, Korban Asuransi Pukul Panci di Depan Kantor OJK
Sejumlah korban asuransi menggelar aksi damai di depan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Menara Radius Prawiro, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/3).
Salah satu peserta aksi, Maria Trihartarti (47) mengatakan pihaknya ingin OJK berkomitmen untuk mengabulkan janji mereka di awal untuk membantu korban asuransi.
"Kami sekarang datang ke sini untuk melakukan aksi damai, menuntut OJK sebagai pelindung konsumen membantu menyelesaikan permasalahan ini," kata Maria kepada CNNIndonesia.com.
Lihat Juga : |
Maria mengaku mengalami kerugian total sebesar Rp80 juta dari tiga perusahaan asuransi, yakni PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri), dan PT AIA Financial (AIA).
"Saya tiga asuransi itu rugi sekitar Rp80 juta. Makanya saya jadi koordinator. Agennya semua tidak bertanggung jawab. AXA Mandiri setiap berapa bulan dirolling, sehingga agennya sudah menghilang. Di AIA juga, jadi nasabah berapa bulan kemudian enggak tahu rimbanya di mana," ujar Maria.
Tuntutan yang diberikan oleh komunitas korban yang hadir aksi adalah, pertama, agar OJK membantu mengembalikan uang para korban dari tiga perusahaan asuransi, Prudential, AXA dan AIA.
Kemudian, mereka juga menuntut moratorium atau penghapusan program Unitlink. Ketiga, meminta audiensi kepada OJK dan ketiga perusahaan asuransi.
"Asuransi unitlink ini sangat-amat merugikan nasabah, karena dengan begitu banyak biaya yang harus dibayarkan oleh nasabah, sedangkan investasi yang menanggung nasabah. Jadi nasabah diminta bayar seumur hidup, sedangkan dari segi investasi nasabah yang menanggung resiko," jelas Maria.
Berdasarkan situs resmi Prudential Indonesia, unitlink merupakan produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi dan yang menjanjikan dua manfaat sekaligus dalam satu polis, yaitu manfaat perlindungan serta manfaat investasi yang juga memiliki risiko sesuai dengan dana investasi yang dipilih.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di depan gedung OJK, para demonstran mengenakkan daster berwarna-warni dan membawa panci dan alat rumah tangga lainnya. Panci-panci mereka bunyikan sambil berseru-seru agar perwakilan OJK turun dan bertemu dengan mereka.
"OJK temui kami! OJK jangan sembunyi!" teriak Maria dan kawan-kawannya.
Lihat Juga : |
Nuriyani, seorang ibu yang sebelumnya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Hong Kong, merasa ditipu oleh agen AXA Mandiri yang membukakan dua polis asuransi baginya meski ia hanya ingin menabung di Bank Mandiri.
Ia pun mengatakan tidak diberitahu oleh agen ketika polisnya ditutup, sehingga uang yang ia setorkan ke dalam asuransi hanya bisa cair sebagian. Dari jumlah total Rp400 juta yang ia bayarkan ke dalam program, ia hanya bisa mencairkan Rp260 juta.
"Saya takutnya uang itu terus hilang karena banyak teman saya itu juga, uang berapa ratus hilang sama sekali," sebut Nuriyani sambil berkaca-kaca.
Nuriyani (48) merasa dibohongi oleh agen yang mendaftarkannya ke dalam program asuransi meskipun ia hanya berniat menabung di bank.
"Buat apa saya dimasukkan asuransi jiwa sekaligus, kenapa? Malah jadi hilang, uang saya hasil kerja berpuluh-puluh tahun," ungkapnya.
Hal yang serupa dialami oleh Rosida Simarmarta (43), yang terjerumus ke dalam program asuransi Prudential karena diberitahu hanya tabungan dengan bonus asuransi.
"Kalau agen waktu itu menawarkan saya tabungan, karena dari dulu saya antipati yang namanya asuransi. Katanya itu adalah tabungan, makanya saya ikut tabungan dengan bonus," ujar Rosida.
Setelah menabung selama 8 tahun, ia hanya bisa mencairkan sebagian dari uang yang sudah disetorkan ke dalam polis. Ia pun kecewa berat karena agen Prudential menjanjikan bunga tinggi, sedang dan rendah kepadanya, namun tidak terkabul.
"Dari nilai yang sudah saya setorkan Rp200 juta lebih, itu hanya bisa saya ambil Rp70 juta. Saya tanya kemana uang saya selebihnya? Oh ini begini keadaan ekonomi kita begini. Saya tidak terima dengan itu, karena saat agen menawarkan saya dia tidak mengatakan ada kerugian," ungkapnya.
Sebelumnya, Rosida mengatakan ia dan suaminya dialihkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS). Namun, banyak yang tidak setuju dengan tindakan ini.
"Kami tidak mau dilempar ke LAPS karena kami membayar uang itu," ujarnya.
Ia bergabung dengan korban-korban senasib dengannya, mengenakan daster dan kacamata hitam dengan harapan agar OJK dapat membantu mengembalikan uang mereka yang hilang.
"Saya dan teman-teman hanya meminta uang kami dikembalikan. OJK tolong pertegas kepada setiap asuransi baik itu Prudensial, AIA, AXA Mandiri, pulangkan uang nasabah tanpa bunga yang dijanjikan agen, uang kami saja dikembalikan," tegas Rosida.
Pihak OJK menanggapi aksi demonstrasi damai tersebut dengan meminta agar kedua belah pihak, baik korban maupun perusahaan menempuh jalan mediasi.
"OJK sudah tegas meminta agar perusahaan asuransi menyelesaikan masalah dengan nasabahnya termasuk memanggil tiga Direktur Utamanya," ujar Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot lewat pernyataan resmi.
Ia menyarankan agar nasabah menempuh mediasi yang dilakukan melalui LAPS karena perusahaan asuransi sudah sepakat terhadap bentuk penyelesaian tersebut.
"Selama belum ditempuh prosedur ini, meski dijamin undang-undang menyampaikan pendapat, tetapi aksi demo ini tidak menyelesaikan masalah, karena melalui LAPS ini OJK sudah mendapatkan komitmen dari perusahaan asuransi bentuk penyelesaiannya," tulisnya.
Secara terpisah, Chief Marketing and Communication Officer PT Prudential Life Assurance Luhito Hambali menyayangkan keputusan sejumlah nasabah yang menolak menyelesaikan keluhan melalui LAPS SJK secara obyektif dan independen.
Perusahaan akan menghormati dan menerima apapun keputusan arbitrase di LAPS SJK, karena putusan tersebut bersifat final serta mengikat para pihak.
"Kami berharap agar semua pihak dapat menaati hukum dan peraturan yang berlaku dalam penyelesaian sengketa, termasuk menggunakan jalur resmi dalam penyampaian keluhan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
CNNIndonesia.com juga menghubungi manajemen AIA melalui Head of Corporate Communications Lia Merdekawaty, dan AXA Mandiri melalui Head of Corporate Communnications Irma atas aksi damai yang dilakukan komunitas korban asuransi di depan Menara Radius.
Namun hingga berita diturunkan yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya.