Krisis Berlanjut, Bank Sita Uang Tunai Evergrande Rp28,68 T
Bank menyita uang tunai milik raksasa properti China Evergrande sebesar US$2 miliar atau Rp28,68 triliun (kurs Rp14.344 per dolar AS).
Mengutip CNN.com, Rabu (23/3), Evergrande mengatakan pihaknya tak akan mampu menerbitkan hasil audit hingga tenggat waktu yang ditentukan, yakni 31 Maret 2022. Audit itu terkait gagal bayar utang karena harga dan aktivitas properti China jeblok pada 2021.
Salah satu unit usaha, Evergrande Property Services mengatakan beberapa kreditur mengklaim sekitar 13,4 miliar yuan atau US$2,1 miliar dari deposito bank dijanjikan sebagai jaminan untuk 'jaminan pihak ketiga'.
Lihat Juga : |
Namun, tak ada rincian siapa saja kreditur yang dimaksud. Bank hanya mengatakan telah mengambil alih uang tunai tersebut.
Sementara, unit layanan properti mengatakan akan membentuk komite independen untuk menyelidiki.
Sekadar mengingatkan, Evergrande terlilit hutang lebih dari US$300 miliar, termasuk US$19 miliar obligasi luar negeri yang dipegang oleh manajer aset internasional dan bank swasta.
Fitch Ratings mengatakan Evergrande gagal bayar (default) pada Desember 2021. Lembaga internasional itu menurunkan peringkat Evergrande karena kemampuan perusahaan untuk membayar utang merosot.
Sementara, pemerintah China turun tangan dengan membantu Evergrande melakukan restrukturisasi utang. Namun, beberapa kreditur internasional telah kehilangan kesabaran.
Sekelompok pemegang obligasi luar negeri mengancam akan mengambil tindakan hukum atas proses restrukturisasi yang tidak jelas. Bahkan, mereka mempertimbangkan untuk menyelesaikan hal ini di jalur hukum.
(aud/bir)