Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan perusahaan asing yang ingin investasi di Indonesia tak bisa mendikte pemerintah, termasuk Tesla.
Luhut mengungkapkan produsen mobil listrik asal AS itu baru saja kembali menyampaikan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Minat itu disampaikan melalui telepon.
Dua tahun lalu, Tesla sempat mengutarakan minatnya untuk membangun baterai mobil listrik, tetapi batal. Ternyata, ungkap Luhut, rencana itu tak bisa terwujud karena perusahaan terlalu mendikte pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kali ini, Luhut menegaskan Indonesia bukan republik pisang. Sebagai catatan, Kamus Oxford mengartikan republik pisang sebagai suatu negara miskin dengan pemerintah yang lemah dan bergantung pada aliran modal asing.
"Saya bilang, 'Hey Anda itu dua tahun yang lalu sudah telepon saya mau bikin lithium baterai'. Anda semua mau mendikte, saya bilang, 'Hey you cannot do this. Today is different. Kita harus sama'. Saya bilang, 'Kamu nggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic! This country is a great country!" kata Luhut dalam acara Closing Ceremony Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Bali, Kamis (24/3) seperti dikutip dari Antara.
Artinya, Tesla yang harus mengikuti syarat pemerintah, bukan sebaliknya. Hal sama juga berlaku untuk perusahaan asing lain yang ingin berinvestasi di Indonesia.
"Tidak pernah Tiongkok kasih syarat ke saya, saya (yang) kasih syarat. Kau mau nggak kalau kita harus B to B? Harus teknologi transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan. Dia bilang mampu, (jadi), oke deal," tambahnya
Luhut menjelaskan saat ini Indonesia sudah memiliki kesepakatan bisnis dengan perusahaan baterai kendaraan listrik asal China dan Korea Selatan, yaitu CATL dan LG. Kerja sama itu diyakini bisa membuat Indonesia menjadi lebih berperan dalam pasar baterai lithium di dunia. Targetnya, Indonesia mulai memproduksi lithium baterai pada 2024.