Salah satu orang terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahir rupanya masih merasa tidak percaya diri, meski sudah memiliki kekayaan yang melimpah.
Ini diceritakan oleh Tahir dalam Buka-Bukaan Keluarga Pak Tahir dalam Youtube milik Grace Tahir yang merupakan putrinya.
Seperti dikutip CNN Indonesia, Kamis (25/3), dalam video berdurasi 30 menit itu Tahir menceritakan bahwa dirinya berasal dari keluarga miskin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang tua Dato Sri Tahir merupakan pengelola sejumlah becak, dia dan keluarga hidup dari uang setoran para tukang becak yang jumlahnya tak seberapa.
"Jadi berkaitan dengan waktu kecil proses, karena kita pada dasarnya dari poor family (keluarga miskin). Orang tua saya kan nyewain becak dan kita hidup dari setoran dari tukang becak kepada kita. Pasti itu membuat inferiority complex dalam diri kita. Lalu kita bertumbuh, kita melihat sebagian orang luar menginjak orang tua saya, menekan ataupun menghina termasuk family sendiri dan itu memperberat inferiority complex mendarah di diri saya," kata Tahir.
Situasi hidup yang sulit pada masa lalu membuat crazy rich ini selalu menghargai orang susah yang berjuang dan berusaha. Bahkan, ia tidak terima saat melihat ada orang miskin yang selalu diinjak-injak oleh orang kaya.
"Akibatnya saya enggak bisa terima ada kejadian-kejadian orang miskin ditekan sama orang kaya. Ini saya enggak bisa terima, saya selalu merasa habitat saya itu orang lemah," katanya.
Dia menambahkan, meski namanya disebut-sebut sebagai orang kaya, dia selalu merasa bahwa dirinya lebih nyaman jika bersama orang-orang miskin.
"Walaupun ada majalah bilang saya salah satu orang terkaya tapi saya punya habitat dari orang-orang miskin. Kalau kembali ke orang-orang miskin saya merasa comfortable, peace of mind, actually they are my habitat, ini penting," katanya.
Sebab itu, imbuhnya, untuk mengatasi rasa inferior tersebut dirinya banyak membantu orang-orang yang membutuhkan.
"Jadi inferiority complex itu pelan-pelan hilang dengan masa kita lebih tua, lebih banyak membantu orang lain," imbuhnya.
Saat ini, Tahir memiliki badan amal Tahir Foundations untuk mencurahkan kepedulian dan perhatiannya pada kelompok kurang mampu lewat kegiatan-kegiatan sosial.
Sebagai informasi, Forbes menempatkan Tahir dan keluarga di peringkat ke-16 pada daftar 50 orang terkaya Indonesia 2021. Total kekayaan pendiri Grup Mayapada ini mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp35,87 triliun (asumsi kurs Rp14.350 per dolar AS).