Amerika Serikat (AS) akan memasok 15 miliar meter kubik (bcm) gas alam cair (LNG) ke Uni Eropa (UE) pada tahun ini menggantikan pasokan gas Rusia.
Melansir Reuters, Jumat (25/3), UE memang berencana mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini. Keputusan itu sebagai sanksi ekonomi terhadap Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina.
Ini merupakan langkah awal UE untuk mengakhiri semua impor bahan bakar fosil Rusia pada 2027. Selama ini, Rusia memasok setidaknya 40 persen kebutuhan gas Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran akan pasokan gas Rusia makin menguat setelah negeri Beruang Merah memerintahkan pengalihan pembayaran kontrak gas dengan menggunakan rubel.
Ini akan meningkatkan risiko tekanan pasokan dan bahkan harga yang lebih tinggi.
Analis gas dan LNG ICIS Alex Froley mengatakan kilang LNG AS berproduksi dengan kapasitas penuh dan sebagian besar tambahan gas AS yang dikirim ke Eropa harus berasal dari ekspor yang akan pergi ke tempat lain.
"Biasanya dibutuhkan dua hingga tiga tahun untuk membangun fasilitas produksi baru, jadi kesepakatan ini mungkin lebih tentang mengarahkan kembali pasokan yang ada daripada kapasitas baru," kata Alex Froley.
Pejabat senior pemerintah AS tidak merinci jumlah atau persentase pasokan LNG tambahan yang akan datang dari Amerika Serikat.
"Bahkan jika 15 bcm dapat dicapai, hal itu masih jauh dari menggantikan impor gas Rusia, yang berjumlah sekitar 155 bcm pada tahun 2021," kata analis di ING Bank.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengumumkan rencana untuk membentuk gugus tugas untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia.
Gedung Putih menyatakan komisi Eropa juga akan bekerja dengan negara-negara UE untuk memastikan mereka dapat menerima sekitar 50 bcm LNG tambahan hingga setidaknya 2030.
Tidak jelas apakah itu merujuk pada jumlah tambahan pada 22 bcm ekspor AS tahun lalu ke UE.
UE telah meningkatkan upaya untuk mengamankan lebih banyak LNG setelah pembicaraan dengan negara-negara pemasok, menghasilkan rekor pengiriman 10 bcm LNG di lebih dari 120 kapal pada Januari.
Sementara itu, Jerman sebagai pengimpor gas Rusia terbesar UE, mengatakan telah membuat kemajuan signifikan dalam mengurangi eksposurnya terhadap impor gas, minyak, dan batu bara Rusia.
Namun, Menteri Ekonomi Robert Habeck juga mengatakan perlu waktu hingga musim panas 2024 bagi ekonomi terbesar Eropa untuk menghentikan penggunaan gas Rusia.
Utilitas Jerman mengatakan negara mereka membutuhkan sistem peringatan dini untuk mengatasi kekurangan gas karena permintaan Putin untuk pembayaran gas dalam rubel membuat perusahaan dan negara-negara Uni Eropa berjuang untuk memahami konsekuensinya.
Beberapa negara seperti Italia, mengatakan mereka akan terus membayar dengan menggunakan euro. CEO PGNiG Polandia (PGN.WA) juga mengatakan perusahaan tidak bisa begitu saja beralih ke pembayaran dalam rubel.
Permintaan Rusia untuk pembayaran dalam rubel untuk gas masih perlu didukung oleh mekanisme yang konkret.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan pemerintah akan berkonsultasi dengan mitranya tentang permintaan Putin untuk pembayaran dalam rubel.