Rusia Ingin Buyback Eurobonds US$2 M dalam Rubel

CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2022 08:23 WIB
Rusia ingin membeli kembali (buyback) obligasi dolar yang jatuh tempo minggu depan dalam rubel untuk membantu pemegang obligasi lokal.
Rusia ingin membeli kembali (buyback) obligasi dolar yang jatuh tempo minggu depan dalam rubel untuk membantu pemegang obligasi lokal. Ilustrasi. (REUTERS/Eduard Korniyenko).
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia ingin kembali (buyback) obligasi berdenominasi dolar yang jatuh tempo minggu depan dalam rubel. Analis menilai langkah ini akan membantu pemegang lokal dari obligasi pemerintah senilai US$2 miliar menerima pembayaran.

Tawaran Kementerian Keuangan Rusia itu berlaku untuk Eurobonds jatuh tempo pada 4 April, pembayaran utang terbesar Rusia tahun ini. Kebijakan itu diambil menyusul pengetatan sanksi negara barat terhadap negara Rusia atas invasi ke Ukraina.

Dilansir Reuters, Rabu (30/3), Kementerian Keuangan Rusia akan membeli obligasi yang diterbitkan pada 2012 itu dengan harga setara dengan 100 persen dari nilai nominalnya. Buyback obligasi tersebut akan mengurangi jumlah obligasi yang beredar saat jatuh tempo pada 4 April.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, belum diketahui apakah jumlah yang akan dibeli kembali oleh pemerintah dibatasi atau apa yang akan terjadi pada kepemilikan kreditur yang tidak mau menawarkan obligasinya.

Dalam persyaratan obligasi, pembayaran harus dilakukan dalam dolar. Sejumlah analis menilai membayar pada saat jatuh tempo dalam rubel kemungkinan akan meningkatkan prospek gagal bayar eksternal pertama Rusia dalam satu abad.

Kementerian Keuangan Rusia mengatakan pemegang obligasi harus mengajukan permintaan untuk menjual kepemilikan mereka ke National Settlement Depository antara pukul 13.00 GMT pada 29 Maret dan 14.00 GMT pada 30 Maret.

Para analis dan investor mengatakan langkah itu kemungkinan dirancang untuk membantu pemegang saham Rusia yang sekarang menghadapi pembatasan dalam menerima pembayaran dolar.

"Ini adalah penawaran tender dan bukan keputusan akhir bahwa obligasi ini akan dibayar dalam rubel. Mungkin, otoritas Rusia ingin mengukur kesediaan investor untuk menerima pembayaran dalam rubel?" kata analis kredit Seaport Global Himanshu Porwal.

Tim Ash dari BlueBay Asset Management, yang bukan pemegang obligasi, mengatakan langkah itu adalah bagian dari perlawanan bank sentral dan Kementerian kKuangan Rusia "untuk menangkis default (gagal bayar) dan menstabilkan pasar dan rubel".

Rusia sendiri menuding sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat sama dengan "perang ekonomi". Sebagai balasan, pemerintah Rusia menuntut perusahaan-perusahaan asing membayar gas Rusia dalam rubel bukan dalam dolar atau euro.

[Gambas:Video CNN]



(reuters/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER