Di AS, Orang Kaya Mulai Menahan Diri Belanja Barang Mewah

CNN Indonesia
Selasa, 05 Apr 2022 11:25 WIB
Orang-orang kaya di AS disebut mulai mengerem belanja barang-barang mewah di tengah guncangan ekonomi global dan lonjakan inflasi.
Orang-orang kaya di AS disebut mulai mengerem belanja barang-barang mewah di tengah guncangan ekonomi global dan lonjakan inflasi. Ilustrasi. (REUTERS/Benoit Tessier).
Jakarta, CNN Indonesia --

Orang-orang kaya mulai mengendalikan diri membelanjakan uang mereka untuk barang mewah. Hal ini lantaran ekonomi global yang goyah dan lonjakan inflasi global di tengah eskalasi perang Rusia-Ukraina.

Dilansir CNN Business, Selasa (5/4), konsumen kelas menengah ke atas dan orang-orang kaya mulai merasakan tekanan dari harga barang yang lebih mahal.

Gary Friedman, CEO RH, ritel furnitur kelas barang mewah, mengakui pendapatan perusahaan pada kuartal I 2022 tertekan karena turunnya permintaan pasar orang-orang kaya. Penurunan pendapatan terjadi tepat dengan invasi militer Rusia ke Ukraina dan volatilitas pasar yang mengikutinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak berpikir ada orang yang benar-benar mengerti betapa tingginya harga yang harus dibayar dan efeknya mulai kemana-mana, restoran, mobil, dan semuanya," ujarnya.

Tentu, kenaikan harga, kata Friedman, akan merugikan semua pihak, termasuk konsumen dan perusahaan seperti RH yang menjual barang-barang mewah.

Perusahaan barang mewah lainnya, seperti PVH, juga mengakui hal serupa. Menurut PVH, berita-berita utama di media massa yang mengkhawatirkan telah mempengaruhi orang-orang kaya dan mereka pun mengerem belanja barang-barang mewah.

"Pasar mengalami volatilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya dari peningkatan geopolitik, termasuk lonjakan inflasi, yang berdampak pada bisnis kami dan pengeluaran konsumen kaya," terang CEO PVH Stefan Larsson.

PVH menjual barang-barang mewah bermerek Tommy Hilfiger, Calvin Klein, termasuk memegang lisensi Michael Kors dan Kenneth Cole New York.

Pun demikian, sejumlah analis Wall Street meyakini bahwa perusahaan-perusahaan barang mewah mampu mengatasi persoalan saat ini dengan baik.

"Merek-merek mewah pasti bisa lebih unggul, karena mereka memiliki kekuatan harga yang akan menjaga margin tetap tinggi. Selain itu, banyak rute internasional sudah kembali ke tingkat pra-pandemi," kata Analis CFRA Research Zachary Warring.

Hal itu dikatakannya melihat produsen jaket mahal Canada Goose dan raksasa pakaian olahraga Lululemon yang berhasil melaporkan peningkatan pendapatan di tengah lonjakan inflasi global.

Bahkan, analis lainnya menyebut kekhawatiran orang kaya AS mulai mengerem belanja mereka sangat berlebihan.

"Kami belum melihat skenario suram untuk kemewahan," imbuh Kepala Riset Konsumen dan Ritel Global HSBC Erwan Rambourg.

"Kami malah terkejut mendengar kabar bahwa penurunan penjualan barang mewah mengerikan di AS, mengingat ada bukti berlanjutnya selera orang-orang kaya AS untuk berbelanja barang-barang mewah," lanjut Rambourg.

[Gambas:Video CNN]



(bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER