Survei lembaga think tank asal Australia, Lowy Institute, menemukan masyarakat Indonesia punya pendapat bervariasi soal investasi asing dari negara berbeda.
Tercatat, 57 persen responden mengaku mendukung investasi dari institusi Arab Saudi ke perusahaan Indonesia.
"Masyarakat Indonesia tampaknya memiliki perasaan yang berbeda tentang investasi asing dari negara berbeda," tulis Lowy Institute dikutip pada Selasa (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, negara lain yang disukai warga RI adalah Jepang dan Singapura, sebanyak 53 persen. Lalu diikuti oleh Malaysia sebesar 47 persen.
Di sisi lain, Lowy Institute menyimpulkan masyarakat Indonesia kurang mendukung investasi dari dunia Barat. Hal tersebut tercermin dari hanya 42 persen responden yang mendukung investasi dari AS dan hanya 41 persen untuk Australia.
Kemudian, hanya sepertiga orang Indonesia atau 37 persen yang menyukai investasi dari Belanda.
"Tampaknya lebih sedikit dukungan terhadap investasi dari negara-negara Barat," imbuh Lowy Institute.
Investasi dari China juga dilihat negatif oleh warga RI. Hanya 30 persen responden yang mendukung investasi dari perusahaan, bank, dan dana investasi Negeri Tirai Bambu ke perusahaan besar Indonesia.
Kendati begitu, mayoritas atau 87 persen orang Indonesia mengaku sangat mendukung bantuan pembangunan internasional. Ketika ditanya negara mana yang memberikan bantuan asing paling banyak kepada Indonesia saat ini, 24 persen mengatakan AS dan diikuti oleh China sebesar 16 persen.
Posisi ketiga diisi oleh Arab Saudi sebesar 12 persen, Jepang 11 persen, dan Australia 7 persen.
Data dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tentang komitmen bantuan pembangunan resmi ke Indonesia dari 2015 hingga 2019 menunjukkan donor bilateral terbesar ke RI adalah Jepang, Jerman, Prancis, Australia, AS, Korea Selatan, Norwegia, Arab Saudi, Swiss, dan Inggris.