Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) dan PT Berdikari (Persero) menilai stabilisasi harga daging sapi menjelang lebaran kemungkinan kecil terjadi.
Hal itu disampaikan saat menghadiri rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga daging lembu menjelang puasa dan Lebaran. Rapat diselenggarakan pada Kamis (7/4) pukul 10.00 WIB.
Ketua Umum Jappdi Asnawi mengatakan alasan utama mengapa sulit dilakukan stabilisasi harga daging sapi adalah minimnya ketersediaan daging lembu dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketersediaan kerbau untuk stabilisasi harga pangan, khususnya dari kerbau yang dijadikan sebagai operasi pasar perangkap stabilisasi harga, hingga saat ini stok sangat minim. Sehingga kecil kemungkinan terjadi stabilisasi harga menjelang Ramadhan," ujar Asnawi kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan tahun lalu stabilisasi harga daging mampu dilakukan karena Jappdi ikut dilibatkan dalam operasi pasar dan stok cukup tersedia. Namun, hal tersebut sulit dicapai tahun ini.
"Karena kondisinya sampai saat ini ketersediaan pasokan masih timbul tanda tanya, terpenuhi atau tidak. Belum jelas, semua masih simpang siur, masalah data masih simpang siur," katanya.
Di sisi lain, Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara mengatakan harga daging sapi melambung tinggi bukan karena minimnya pasokan, tapi karena harga daging sapi di pasar global sedang melambung tinggi.
"Bukan karena pasokan tidak cukup, harga dunia daging dan sapi naik jadi semua naik dan kita impor sapi dan daging, jadi logika-nya akan naik kecuali pemerintah subsidi," kata Harry.
Ia memastikan ketersediaan daging sapi beku. Kemudian, ada 750 ekor sapi di kandang, dengan 1.350 ekor yang berada dalam pengiriman dari Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Australia.
"Berdikari melakukan pembelian sapi lokal juga saat ini, dari NTB, NTT, Jatim Bali, dan Jawa Tengah sumbernya. Brazil ada 70-an ton [daging sapi beku] dan 3.000 ton dalam pengiriman," ujarnya.
Dengan beberapa pengiriman tersebut, ia cukup yakin dapat memenuhi target 5.000 ekor sapi untuk memenuhi tingginya permintaan menjelang Ramadan. Namun, kini yang tersedia baru 2.000 ekor.
"Bisa, dengan 2.000-an [ekor] di kandang kita siap," sebut Harry.
CNNIndonesia.com sudah mencoba menghubungi Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim selaku pemimpin rapat koordinasi untuk meminta klarifikasi mengenai hasil rapat tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan yang bersangkutan belum merespons.