Tokoh Senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) Rizal Sukma menilai pemerintah perlu memastikan negara anggota G20 membahas solusi dari dampak ekonomi konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.
Ia Rizal menjelaskan perang Rusia-Ukraina menambah beban bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia. Pasalnya, semua negara sedang berjuang memulihkan ekonomi pasca pandemi covid-19.
Namun, dampak ekonomi dari perang Rusia-Ukraina juga tak bisa dianggap remeh. Beberapa contohnya, seperti lonjakan harga komoditas pangan hingga energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut, sambung Rizal, memberikan dampak serius terhadap reputasi Indonesia sebagai penyelenggara Presidensi G20. Maka dari itu, ia mengusulkan pemerintah harus memastikan seluruh negara anggota G20 berkomitmen untuk membahas solusi dari dampak konflik Rusia-Ukraina.
"Jika tidak ada komitmen untuk itu, sebaiknya Indonesia membatalkan saja G20 itu dan menyerahkan kepada ketua berikutnya," ujar Rizal, dikutip dari Antara, Jumat (8/4).
Menurut Rizal, terdapat beberapa dampak dari konflik Rusia-Ukraina bagi negara Asia. Salah satunya perang dua negara itu memberikan implikasi terhadap opini publik di kawasan Asia.
"Saya melihat bahwa masih kuatnya kejengkelan atau ketidaksukaan terhadap perang, geopolitik AS dan barat itu masih sangat kuat di banyak negara di Asia Pasifik," ungkap Rizal.
Selain itu, konflik ini juga bisa memberikan opini di publik bahwa perang antara Rusia-Ukraina sebagai instrumen yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah.
"Sudah jelas ini adalah invasi. Apapun alasannya itu adalah pelanggaran yang sangat besar terhadap piagam PBB dan juga pelanggaran utama dalam prinsip hubungan internasional. Pelanggaran atas kedaulatan sebuah negara yang merdeka," pungkas Rizal.
(aud/bir)