Boeing, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) menyebut bakal kehilangan sekitar 90 pesanan pesawatnya akibat ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip CNN Business, Rabu (13/4), hal itu terjadi akibat pembatalan pesanan. Walau begitu, perusahaan mengklaim bahwa pemesanan pesawat tersebut belum dibatalkan. Boeing justru mengungkapkan bahwa mereka mendapat tambahan pesanan sebanyak 141 pesawat dan dua pertiga di antaranya merupakan jenis Boeing 737 Max.
Boeing bahkan mendapat banyak pesanan pada tahun ini, setelah dua tahun belakangan pemesanan pesawat turun tajam akibat pandemi. Hal ini membuat 950 pesawat komersial dalam status yang tidak jelas dan 4.300 pesawat lain yang masih belum dibuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sanksi yang dijatuhkan AS dan negara Barat kepada Rusia memang menimbulkan masalah baru, tak terkecuali pada penerbangan.
Boeing dan Airbus bahkan ikut-ikutan menjatuhkan sanksi dengan menghentikan pasokan suku cadang pesawat ke Rusia.
Data Boeing menunjukkan hanya terdapat 30 pesanan pesawat tipe Boeing 737 Max dari maskapai Rusia yakni Utair Airlines.
Namun, sebagian besar maskapai penerbangan Rusia memesan pesawat dari Boeing melalui perusahaan leasing. Dengan begitu, kemungkinan ada lebih banyak pesawat Boeing yang ditujukan ke Rusia sebelum perang terjadi.
Bahkan jika sanksi dicabut, hubungan antara Rusia dan perusahaan leasing mungkin telah rusak secara permanen. Sebab, Rusia dikabarkan tengah menasionalisasikan dan mengambil alih ratusan pesawat milik Utair Airlines.
Boeing juga melaporkan memiliki 7 pesanan pesawat tipe Boeing 737 Max milik maskapai penerbangan Ukraina, SkyUp.
Lihat Juga : |