Pengusaha mengklaim diminta Presiden Jokowi untuk cepat beradaptasi dengan kondisi perekonomian dunia belakangan ini yang makin tidak menentu.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H Maming dalam konferensi pers usai bertemu Jokowi di Istana, Senin (11/4).
Ia menuturkan dalam pertemuan tersebut Jokowi mengatakan situasi dunia, termasuk ekonomi saat ini tidak dapat ditebak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi, kata Mardani, menuturkan setelah pandemi perekonomian Indonesia sebenarnya mulai pulih. Namun, pemulihan terganjal oleh perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga komoditas.
"Sehingga beliau menyarankan pada Hipmi untuk selalu beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga, yang penting pembangunan inovasi untuk anak muda harus terus jalan dan konsisten," ujar Mardani.
Ia mencontohkan dalam pertemuannya itu, Jokowi menyampaikan dulu Indonesia hanya mengekspor nikel sebagai bahan mentah. Namun, sekarang pemerintah mengekspor nikel dalam bentuk setengah jadi sebagai bahan baku baterai.
Hal tersebut merupakan inovasi yang akan dilanjutkan pada bahan mineral lain, sehingga lapangan kerja pun semakin terbuka.
"(Inovasi itu) seharusnya dapat disambut oleh pengusaha muda Hipmi agar bisa berjalan apa lagi dalam menyambut era bonus demografi," ujar Mardani.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan perang antara Ukraina dengan Rusia membuat semua negara pusing. Ia mengatakan kondisi tersebut memperparah ketidakpastian yang sudah terjadi karena revolusi industri 4.0 dan pandemi covid-19.
Jokowi menyampaikan perang mempersulit pengelolaan ekonomi. Menurutnya, perang Rusia-Ukraina telah memicu lonjakan harga minyak mencapai US$130 per barel.
Tidak hanya itu, perang di Eropa Timur telah memicu lonjakan harga pangan. Dia menyebut harga makanan di Rusia naik 12 persen, di Amerika Serikat 6,9 persen, dan di Turki 3 persen.
Jokowi mengatakan ancaman serupa membayangi Indonesia. Namun, pemerintah masih terus berupaya mencegah kenaikan harga terjadi.
"Semua negara, harga jualnya ke masyarakat, sudah naik juga, kita di sini masih tahan-tahan. Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani) saya tanya, 'Bagaimana, Bu? Tahannya sampai berapa hari ini?'," ucapnya dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Sebelas Maret di Solo, Jumat (11/3) lalu.