Gerutu Masyarakat Dengar Tarif Listrik Bakal Naik
Masyarakat mengeluhkan rencana pemerintah mengerek tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas energi.
Aurum (24), seorang pekerja yang baru lulus kuliah menggerutu setelah mendengar rencana Kementerian ESDM yang akan menyesuaikan tarif listrik dalam waktu dekat.
Pasalnya, ia banyak bekerja di rumah atau work from home (WFH). Jika tarif listrik naik, maka biaya yang harus ia tanggung akan membengkak.
Lihat Juga : |
"Sebenarnya kalau listrik naik itu sangat membebani karena saya baru lulus dan pemasukan saya masih gaji entry level dan juga banyak sekarang WFH. Jadi pengeluaran untuk listrik ditanggung sendiri," ujar Aurum kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/4).
Ia mengaku konsumsi listriknya cukup tinggi karena harus selalu terhubung dengan saluran internet dan mengisi baterai untuk laptop hingga kamera.
"Jadi ketika listrik naik pasti akan membebani karena konsumsi listrik saya sangat tinggi karena semuanya dari printer terus laptop dan kadang harus nge-charge kamera, kadang gadget lain," katanya.
Aurum pun semakin terbebani karena rencana kenaikan tarif listrik dilakukan saat harga mayoritas barang melonjak. Hal ini utamanya bahan pangan seperti minyak goreng dan daging sapi.
"Apalagi saya dengar yang lain-lain itu juga pada naik ya, minyak, daging, sementara UMR cuma naik berapa persen. Jadi nggak sebanding gitu," ujar Aurum.
Senasib, Putri (32) juga mengeluhkan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif listrik. Sebagai anak kos, ia harus menanggung semua sendiri, termasuk listrik.
"Sebagai seorang karyawan swasta yang tinggal di kos dan lebih sering bekerja dari rumah, perihal harga listrik naik ini cukup membebani saya. Pengeluaran listrik saat ini ditanggung saya sendiri, di luar dari fasilitas yang diberikan manajemen kos," kata Putri.
Jika tarif listrik benar-benar naik, maka Putri akan mengurangi pengeluaran lain. Hal ini agar arus kas tetap terjaga.
"Jika pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga listrik, saya akan terasa terbebani kalau kebutuhan listrik yang menunjang kehidupan sehari-hari menjadi mahal. Saya harus mulai mengatur ulang pengeluaran tiap-tiap hariku," ujar Putri.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan sinyal bahwa tarif listrik akan naik dalam waktu dekat. Hal ini untuk menghemat kompensasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp7 triliun sampai Rp16 triliun.
"Penyesuaian atau pengurangan penggunaan BBM dan tekanan APBN di sektor ketenagalistrikan, dalam jangka pendek rencana penerapan tariff adjustment 2022 ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi Rp7 sampai Rp16 triliun," ucap Arifin.
(tdh/aud)